Pada saat yang sama, empat kapal perang AL-PLA diberangkatkan oleh Tiongkok, dan telah meninggalkan perairan Jepang dan memasuki perairan Alaska, AS.
Kapal perusak Type 055 (DesroyerType 055, NATO menyebutnya Renhai-class cruiser) dengan bobot muat 10.000 ton milik PLA Nanchang memimpin tiga kapal perang PLA lainnya berlayar ke perairan Amerika Utara untuk melaksanakan misi pelayaran laut di jalur air internasional dengan pengertian "Kebabasan Bernavigasi".
Yang menjadi sangat heran dan memalukan bagi AS dan pemerhati militer, bahwa setelah armada Tiongkok memasuki zona ekonomi eksklusif (ZEE) AS, mereka tidak dapat menemukan posisi formasi kapal perang yang sesuai dan tepat untuk sementara waktu.
Dalam keputus-asaannya, AS mengirim dua kapal penjaga pantai untuk melakukan pelacakan. Kapal penjaga pantai AS melakukan pelacakan dan pengawasan simbolis untuk mencegah armada PLA berlayar ke wilayah perairan AS.
Memang dari media Tiongkok terutama "Global Times" ketika gugus kapal induk dan kapal perang AS berulang kali memasuki perairan lepas pantai Tiongkok di Kepulauan Nansha dan LTS, menyarankan tidak cukup hanya berdebat, Tiongkok perlu meningkatkan kemampuannya untuk mendekati garis pantai AS dan sekutu Asia-Pasifiknya untuk melakukan pengintaian. Seperti pangkalan Guam dan Kepulauan Hawaii.
Ternyata kurang dari seminggu setelah berita ini beredar, formasi kapal perang Tiongkok mendekati perairan teritorial AS, hal ini sepenuhnya menunjukkan bahwa AL-PLA pada dasarnya memiliki kemampuan untuk mendekati perairan pihak lain untuk pengintaian dan pelayaran di lautan lepas.
Sumber: sailmagaznie.com
Kali ini kapal perang Tiongkok telah tiba di perairan Kepulauan Aleutian, dan telah melewati garis penanggalan internasional, dan sudah dekat dengan Kepulauan Hawaii atau Guam.
Sumber: britannica.com
