Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Mengapa AS Buat Isu Kapal Nelayan Tiongkok Terlalu Banyak Merusak Lingkungan Laut?

25 November 2021   17:02 Diperbarui: 25 November 2021   17:18 1195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sistem keamanan rakyat semesta adalah sistem pertahanan yang dipakai di Indonesia. Sesuai Undang-Undang RI No 34 Tahun 2004, disingkat menjadi "Hankamrata" adalah sistem pertahanan yang bersifat semesta, yang melibatkan seluruh warga negara, wilayah dan sumber daya nasional lainnya serta dipersiapkan secara dini oleh pemerintah dan diselenggarakan secara total, terpadu, terarah, berkesinabungan dan berkelanjutan.

Tampaknya sistem pertahanan ini juga "diadopsi" di Tiongkok, terutama dalam pertahanan keamanan kemaritiman, dengan memobilisasi kekuatan nelayannya. Mudah-mudahan tulisan ini dapat memberi sedikit inspirasi kepada kita sebagai negara maritim yang akan dijadikan poros maritim dunia.....

Hankamrata maritim yang ditrapkan Tiongkok ini, memunculkan mimpi buruk bagi AS dan Barat terutama dengan AUKUS nya (AUKUS adalah pakta keamanan trilateral antara Australia, Inggris, dan AS, yang diumumkan pada 15 September 2021 untuk kawasan Indo-Pasifik. 

Di bawah pakta tersebut, AS dan Inggris akan membantu Australia untuk memperoleh kapal selam bertenaga nuklir), yang dianggapnya sebagai "Great Wall" bergerak di laut sekitar perairan Tiongkok sebagai pertahanan.

Dan kapal nelayan Tiongkok saat ini memang berjumlah jutaan, yang oleh AS dan Barat dituduh bahwa nelayan yang beroperasi di kapal penangkap ikan ini sebagai jutaan milisia laut.

Sumber: scmp.com
Sumber: scmp.com

BBC melaporkan bahwa nelayan Tiongkok berbeda dengan nelayan di negara lain, banyak nelayan Tiongkok juga menjalankan misi militer sebagai milisi maritim, yang dapat dianggap sebagai bagian dari milisi Tiongkok.

Dalam Laporan Departemen Pertahanan AS tahun 2007, milisi maritim Tiongkok telah memainkan peran penting dalam banyak operasi militer dan insiden pemaksaan dalam beberapa tahun terakhir. Alexander Nell, pakar keamanan AS untuk Asia-Pasifik dari "Institute for Strategic Issues of Nationality of the United States", mengatakan bahwa mereka menyamar sebagai kapal penangkap ikan.

 Faktanya, misi mereka sebagi pengintaian AL dan laut yang dilakukan terhadap pesaing Tiongkok,  sebenarnya mereka adalah kapal militer. Lambung kapal-kapal ini terbuat dari baja bukan kerangka kayu, dan tonase semakin lama semakin besar.

Mengapa tuduhan demikian begitu gencar dan dibesar-besarkan oleh AS dan Barat? Namun jika dilihat dari kenyataan, dikarenakan kapal nelayan Tiongkok tidak hanya bisa menangkap ikan, tapi juga segala peralatan intelijen negara lain yang muncul di perairan Tiongkok.

Sumber: gushiciku.cn
Sumber: gushiciku.cn

Pada bulan Oktober 1978, ketika para nelayan dari Wenchang, Hainan sedang menjaring ikan di Kepulauan Xisha (Paracel), sebuah torpedo telah ikut terjaring. Para nelayan mempertaruhkan nyawa mereka dan membawa torpedo itu untuk diserahkan ke AL Tiongkok.

Setelah pakar AL-PLA mempelajari torpedo ini, ternyata adalah torpedo MK46 buatan AS. Tidak diketahui mengapa torpedo ini diluncurkan di perairan LTS (Laut tiongkok Selatan) dan belum meledak, dan sempat terjaring oleh nelayan.

Torpedo MK46 ini luar biasa. Ini adalah torpedo tercanggih di dunia saat itu. Berkecepatan tinggi dan dapat menarget sasaran di laut dalam, memiliki fungsi pemandu aktif dan pasif. Bahkan saat itu Uni Soviet pun masih tidak memiliki torpedo sebagus buatan AS ini. 

Apalagi torpedo yang terjaring nelayan Tiongkok itu bukan versi untuk yang perdagangan ke luar negeri AS, melainkan yang khusus dipakai oleh militer AS sendiri, asli dan masih berfungsi semua.

AL-Tiongkok tentu sangat senang dapat memperoleh torpedo tersebut secara utuh, sehingga segera mengorganisir para ahli untuk membongkar dan mempelajarinya.

Pada tahun 1994, Tiongkok behasil mengembangkan torpedo anti-kapal selam Yu-7 paling canggih di dunia, sehingga kesenjangan teknis antara teknologi torpedo militer AS secara langsung dipersempit selama 20 tahun, dan nelayan yang memberikan kontribusi besar ini dengan sendirinya memenangkan hadiah dari pemerintah Tiongkok.

Sumber: seaforces.org
Sumber: seaforces.org

Pada tahun 1992, sebuah kapal selam kelas "Oberon" Australia diam-diam menyelinap ke perairan dekat Shanghai-Tiongkok untuk mengumpulkan informasi. Kebetulan tertangkap oleh kapal nelayan ketika sedang melakukan penangkapan ikan, ketika itu terjaring oleh salah satu kapal nelayan.

Namun kapal selam itu terlalu berat, beratnya 1.000 ton, dan perahu nelayan tidak memiliki kekuatan untuk menahannya. Akhirnya, baling-baling kapal selam memotong jaring ikan dan melarikan diri dengan tergesa-gesa

Hanya sayang ketika itu tidak ada camera yang merekamnya, sehingga tidak ada foto yang tersimpan, namun sempat disaksikan oleh puluah kapal nelayan lainnya. Dan kapal selam ini berhasil melarikan diri sebelum kapal AL Tiongkok tiba di lokasi kejadian, tapi tercatat dalam log resmi pemerintah.

Sumber: wikipedia.org + dosits.org
Sumber: wikipedia.org + dosits.org

Pada 8 Maret 2009 terjadi insiden "USNS Invincible", kapal survei kelautan USNS Invincible, memasuki LTS untuk mengumpulkan data intelijen bawah air pada tahun 2009.

Dengan menjatuhkan Surveillance Towed Array Sensor System bawah air berperforma tinggi yang ditarik dengan berukuran 1.800 meter dan kinerjanya sangat kuat, itu ditemukan oleh nelayan Tiongkok. Karena kasad mata dan menarik perhatian nelayan, mereka jelas melihat ini suatu alat yang berharga.                         

Menurut ketentuan untuk para nelayan Tiongkok, di perairan Tiongkok, apa pun yang dilempar kapal asing ke dalam air, selama mereka dapat menangkapnya, itu akan menjadi milik mereka. Jika diserahkan pemerintah akan mendapatkan bonus/hadiah.

Kapal nelayan Tiongkok menangkap "Surveillance Towed Array Sensor System(SURTASS LFA)" ini segera setelah jaring turun, dan kemudian terjadi tarik-menarik dengan kapal survei AS tersebut.

Ketika tenaga kapalnya tidak cukup, mereka memanggil kapal penangkap ikan kawan-kawannya di sekitarnya untuk datang, dan segera sejumlah besar kapal penangkap ikan berkumpul dan mengepung kapal survei AS tersebut.

Kemudian kapal sureil AS  ingin mengambil kembali semua susunan sonar. Tapi kapal penangkap ikan itu mengeluarkan peralatan pemotong dan mulai memotong susunan sonar AS dan berencana untuk mengambil hanya satu bagian. Insiden ini kemudian memicu badai diplomatik.

Deplu AS menuduh nelayan Tiongkok mengganggu operasi kapal AS, sedang Tiongkok membalas menuduh AS merusak lingkungan laut LTS dengan sonar yang dapat mengganggu kehidupan ikan-ikan dan biota laut sekitarnya, yang dapat berpengaruh terhadap penghasilan dan kehidupan para nelayan.

Menurut para ilmuwan lingkungan, ada banyak kekhawatiran tentang potensi risiko SURTASS LFA terhadap hewan laut dan penyelam. LFA memiliki 18 pemancar, masing-masing dengan tingkat sumber sekitar 215 dB bawah air.

Suara yang dipancarkan dan diterima dari pemancar ini berpotensi mengancam hewan yang mengandalkan suara untuk bertahan hidup.  Peneliti telah menghabiskan lebih dari $16 juta dolar untuk melakukan penelitian ilmiah tentang efek potensial LFA pada mamalia laut dan mengembangkan Pernyataan Dampak Lingkungan (EIS/Environmental Impact Statement), termasuk sistem mitigasi mamalia laut.

Peneliti telah menyerukan membatasi/pelarangan penggunaan SURTASS LFA hingga tingkat yang diterima akan berada di bawah 180 dB bawah air dalam jarak 22 km (12 nm) dari semua garis pantai dan di area penting secara biologis lepas pantai.

Insiden di atas ini sempat menjadi berita besar di media, sehingga digital recordnya tetap tersedia hingga kini. Sebelumnya selama lebih 30 tahun zaman reformasi dan keterbukaan di Tiongkok, pada umumnya diplomasi Tiongkok terhadap AS adalah persahabatan, jadi kurang terpublikasikan dan tidak menjadi kebisingan.

Menurut versi AS insiden itu dikatakan bahwa itu terjadi di LTS 75 mil (sekitar 120 kilometer) selatan Provinsi Hainan Tiongkok (Konvensi PBB tentang Hukum Laut membatasi zona ekonomi eksklusif dan AS mengakuinya sebagai laut lepas) Selama misi pencarian dan pemantauan kapal selam AL-PLA, kemudian bertemu dengan 5 kapal Tiongkok. Termasuk kapal pengumpul intelijen AL-PLA, kapal pengawasan perikanan biro keselamatan maritim, kapal pengawasan hidrologi laut nasional dan dua kapal pukat kecil berbendera Tiongkok, dua di antaranya mendekati USNS Invincible hingga 15 meter.

Awak kapal Tiongkok melambai-lambaikan bendera Tiongkok dan menuntut agar USNS Invincible pergi. USNS Invincible menggunakan semprotan pemadam untuk menyemprotkan air ke kapal Tiongkok, dan kru Tiongkok terpaksa menanggalkan pakaian mereka sampai hanya memakai pakaian dalam mereka yang tersisa.

Kedua perahu kemudian mendekati USNS Invincible lagi, dan jarak antara kedua belah pihak kurang dari 8 meter. Kapal Tiongkok melemparkan kayu ke laut untuk menghalangi jalannya USNS Invincible.

USNS Invincible meneriakan melalui siaran onboard bahwa mereka akan pergi, tetapi dua kapal Tiongkok menghalangi jalan USNS Invincible, memaksa USNS Invincible untuk segera menurunkan jangkar untuk mencegah kapal bertabrakan. Awak Tiongkok menggunakan bambu panjang mereka untuk mencapai laut dalam upaya untuk menghancurkan susunan sonar yang ditarik gulungan mesin.

Hans Kristensen, seorang ahli senjata nuklir dari Federasi Ilmuwan Amerika, mengatakan bahwa misi USNS Invincible di LTS mungkin untuk mencari dan memantau kapal selam serangan nuklir baru Tiongkok "Jin" Klas yang dilengkapi dengan rudal balistik yang baru dikerahkan ke Pangkalan AL Yulin di Sanya, Hainan.

Rangkaian Penemuan Peralatan Intelijen

Pada tahun 2012, ketika seorang nelayan Tiongkok sedang menjaring ikan di dekat Pulau Hainan, dia menangkap "monster" sepanjang lebih dari satu meter. Para ahli kemudian mengidentifikasinya sebagai robot bawah air yang dikendalikan tanpa kabel dengan dilengkapi fotografi bawah air dan komunikasi serat optik. dan kemudian mengirimkannya informasi ke satelit dan mentransmit ke AS. Kebetulan masih berfungsi dan bekerja dengan baik, dan ditangkap oleh jaring oleh nelayan ini. Bagaimanapun, ukurannya sangat mirip dengan ikan.

Sumber: gushiciku.cn
Sumber: gushiciku.cn

Penemunya Yang Melapor Dinilai Pemerintah Tiongkok Berjasa Besar

Sejak konfrontasi sengit antara Tiongkok-AS di LTS pada tahun 2016, pejabat Tiongkok secara terbuka mendukung semangat para nelayan dan memberi hadiah dan imbalan  bagi penemunya baik besar dan kecil.

Sejak 2016, 91 nelayan Tiongkok atau personel terkait telah berhasil menemukan sejumlah besar perangkat mata-mata luar negeri yang tidak dikenal dari bawah air dan telah menerima penghargaan nasional.

Sumber: gushiciku.cn
Sumber: gushiciku.cn

Penghargaan terbesar di sini adalah penemu drone kapal selam, yang sangat berharga dan memiliki kandungan teknis yang sangat tinggi, yang terjaring oleh nelayan Tiongkok bersama ikan.

Sumber: gushiciku.cn
Sumber: gushiciku.cn

Tapi Presiden AS Trump saat itu secara pribadi meminta Tiongkok untuk mengembalikan barang ini. Secara uumum mengatakan Tiongkok telah mencuri drone kapal selam AL AS. Tiongkok mengatakan bahwa itu diambil oleh nelayan mereka di wilayahnya sendiri. Bagaimana bisa mengatakan bahwa itu dicuri? Itu tidak benar. Tiongkok menawarkan jika ingin meminta kembali peralatan itu, AS harus mengirim utusan untuk membicarakannya, membuat janji dengan waktu dan tempat yang ditentukan.  

Sumber: the guardian.com
Sumber: the guardian.com

Tapi akhirnya Trump mengatakan melalui Twitter: Kita harus memberi tahu Tiongkok bahwa kita tidak membutuhkan kapal selam itu lagi, biarkan mereka tetap ambil.

Sumber: the guardian.com
Sumber: the guardian.com

Pada tahun 2019, nelayan Jiangsu berturut-turut mengangkat 9 robot bawah laut di perairan Tiongkok, dan 18 di antaranya berhasil meraih penghargaan nasional. Dari tampak luar, 9 robot ini hanyalah seperti sebuah bola.

Sumber: gushiciku.cn
Sumber: gushiciku.cn

Sebenarnya para nelayan telah berhasil dengan tidak sengaja menjaring banyak sekali benda-benda intelijen maritim, hanya saja yang bernilai tinggi barulah diberitakan di media. Tapi apapun benda-benda intelijen asing yang terjaring para nelayan ini, bagi penemunya semua mendapatkan hadiah sesuai dengan tingginya nilai penemuannya.

Sumber: gushiciku.cn
Sumber: gushiciku.cn

Pada April 2021, para nelayan Tiongkok menangkap harta karun besar lainnya, jenis yang bisa jadi satu-satunya yang beritakan cukup besar.

Menurut laporan, ini adalah benda hitam besar dengan panel surya dan sensor, yang dapat menyimpan energi di bawah air melalui sinar matahari, durasi bekerja drone kapal selam jangka panjang, dan dapat mengirimkan informasi lingkungan bawah laut yang terdeteksi ke satelit, yang dibawa oleh kapal ini,  berbagai sensornya cukup canggih.

Sumber: gushiciku.cn
Sumber: gushiciku.cn

Pada sekitar April lalu, Wang Suo adalah seorang nelayan dari Yancheng, Jiangsu. Dia mengatakan bahwa belum lama ini, dia dan krunya sedang menjaring ikan di perairan pantai. 

Ketika mereka memasang jaring, mereka menemukan bahwa jaring itu tenggelam lebih dari biasanya. Awalnya dia mengira itu ikan besar dan buru-buru menambah tenaga tarikan jaring pada kekuatan mesinnya, setelah jaring keluar dari air, benda hitam besar juga ada di jaring.

Wang Suo, sebagai nelayan sudah bertahun-tahun untuk pertama kalinya dia menangkap hal yang aneh. Setelah mendarat, dia melaporkannya ke departemen perikanan dan keamanan nasional setempat sesegera mungkin, dan menyerahkan alat ini kepada tim peneliti nasional.

Alat ini panjangnya sekitar 3 m, menurut Dr. Tang Jiangsheng seorang ahli teknik akustik bawa air menjelaskan: Dilihat dari tampilannya, bagian atasnya seperti kapal, tetapi sebenarnya ada bagian di bawahnya, yang terdiri dari enam sayap, dan kedua bagian itu dihubungkan oleh kabel pusar. 

Fitur yang jelas adalah bahwa ada baling-baling di belakangnya. Dilihat dari penampilannya, itu sebenarnya adalah peluncur gelombang. Glider gelombang semacam ini harus dikatakan memiliki kemampuan kontrol arah yang sangat kuat di bawah air, ini harus menjadi peluncur gelombang yang relatif maju.

Para ahli mengatakan bahwa wave glider adalah jenis baru kapal selam tak berawak laut yang telah muncul dalam beberapa tahun terakhir. Terdiri dari tiga bagian: kapal permukaan, kabel gantung, dan unit penggerak bawah air. Ini bergerak maju melalui fluktuasi gelombang dan menggunakan energi matahari sebagai instrumen. Pengumpulan data, komunikasi, penentuan posisi, dan fungsi catu daya lainnya.

Glider gelombang ini dilengkapi dengan banyak sensor, sehingga dapat mengukur beberapa parameter lingkungan dari sekitar lautan. Tiga panel surya ini, satu dua tiga panel surya, dapat memungkinkan sensor ini bekerja untuk waktu yang lama, dan dapat terus bekerja di laut sekitar perairan Tiongkok, dan terus mengumpulkan informasi tentang lingkungan laut Tiongkok, seandainya dia telah mengumpulkan semua data dengan jelas, maka semua pertahanan tersembunyi bawah air Tiongkok ada dalam ancaman besar dihancurkan musuh.

Para ahli mengatakan kepada wartawan bahwa kapal selam tak berawak ini bukan bagian dari peralatan yang diproduksi dan digunakan oleh negara Tiongkok. Dapat ditentukan bahwa itu adalah perangkat pencuri rahasia yang dirilis secara rahasia oleh negara asing di perairan negara Tiongkok. Ini memiliki kinerja canggih dan fungsi yang kuat, dan dapat mewujudkan tugas pengintaian dan pengumpulan intelijen.

Ini sebenarnya membawa banyak instrumen dan peralatan, dan kami melihatnya dari permukaan bahwa antena tengah adalah untuk GPS.  Ini memiliki perangkat penentuan posisi, dan memiliki perangkat komunikasi radio. Itu dapat menerima instruksi dari informasi eksternal secara real time, ke mana harus melepaskannya, apa yang harus dikumpulkan, dan untuk melakukan pengintaian apa. 

Dilihat dari tingkat keausan ini, harus dikatakan bahwa itu telah bekerja untuk waktu yang lama di wilayah laut target kami (Tiongkok). Kata Tang Jiangsheng.

Drone kapal selam hitam ini yang diperkirakan sudah beroperasi lama, hal ini bisa diperkirakan dari ke-ausan dari baling-balingnya.

Sumber: gushiciku.cn
Sumber: gushiciku.cn

Wartawan yang mengunjungi nelayan di Jiangsu, Zhejiang, Guangxi, Hainan dan tempat-tempat lain, dan menemukan bahwa banyak nelayan telah menangkap alat pemantau teknis dari luar negeri, dan mereka memiliki model, jenis, dan fungsi lanjutan yang berbeda.

Zhang Xiaozi adalah seorang nelayan di Lianyungang, Jiangsu. Pada awal tahun 2016, dia menangkap alat pemantau teknis saat dia pergi mencari (menjaring) ikan di laut.

benda-benda-intelijen-lain-yang-terjaring-nelayan-tiongkok-619f5d6062a7046f8b322272.png
benda-benda-intelijen-lain-yang-terjaring-nelayan-tiongkok-619f5d6062a7046f8b322272.png

Sumber: gushiciku.cn

Nelayan Lian Yungang, Zhang Xiaozi menuturkan: Saya mengangkat jaring dan melihat benda bulat di dalam jaring. Saya tidak tahu apa itu, jadi saya mengambilnya dan melihatnya. Ada kata-kata asing di sana. Memang menurut pengarahan bahwa perangkat yang mencurigakan dari negara asing harus diserahkan negara. Kami memiliki telepon satelit di kapal, jadi kami menelepon pihak berwenang, dan negara memberi mereka penghargaan.

Sumber: gushiciku.cn
Sumber: gushiciku.cn

Pada Maret tahun lalu, nelayan Cheng Lisong juga menemukan alat pemantau teknis yang ditempatkan oleh luar negeri saat menjaring ikan. Nelayan Lianyungang, Cheng Lisong menceritakan: Jaringnya telah menjaring mangkuk besar (diameter) dan badan silindris dengan bola mengambang di bagian atas dan kabel panjang di bawahnya, seperti kabel.

Cheng Lisong menggambarkan benda berbentuk silinder yang ditangkapnya tahun lalu, di Taizhou, Zhejiang, nelayan juga menangkap alat serupa. Para ahli mengatakan kepada wartawan bahwa perangkat semacam itu disebut pelampung sonar penerbangan, dan juga dapat digunakan sebagai perangkat pemantauan teknis.

Mengenai benda ini Chen Qinglang, seorang peneliti di sebuah lembaga penelitian menjelaskan: Ada cangkang di sini. Benda ini disebut airbag. Setelah benda ini dijatuhkan ke laut oleh pesawat anti-kapal selam, (airbag) ini akan mengembang. Ketika udara dipompa. cukup, benda ini akan mengapung di atas air. 

Ada juga komponen elektronik, sensor, dan banyak kabel di sini. Kemudian sinyal yang dikumpulkan oleh sensornya dikirim melalui antena di airbag dan dikirim melalui radio. Pesawat anti-kapal selamnya dapat menerimanya, dan kemudian bisa mendapatkan informasi yang bermanfaat. Benda ini dilengkapi dengan parasut. Setelah pelampung sonar dijatuhkan dari udara, ia harus memiliki parasut agar saat memasuki air dalam keadaan stabil, semacam Sonobouy.

Menurut para ahli, pelampung sonar udara (sonobuoy) ini adalah peralatan deteksi utama untuk helikopter anti-kapal selam dan pesawat patroli anti-kapal selam. Ini berukuran kecil dan ringan. Fungsi utamanya adalah untuk mencari, mengidentifikasi dan melacak kapal selam, dan kemudian mengirimkannya informasi kapal selam target yang diperoleh ke kapal selam melalui antena internal atau pesawat anti-kapal selam, untuk melakukan serangan tepat terhadap kapal selam target.

Peralatan-peralatan yang ditempatkan di perairan suatu negara oleh negara asing dapat mengumpulkan data tentang arus laut, hidrologi, suhu, kelembaban, salinitas, polutan, dll. Ini adalah pencurian data intelijen. 

Setelah data ini dikumpulkan atau dicuri secara ilegal, ini akan mempengaruhi kegiatan kapal perang dan kapal selam negara yang bersangkutan, termasuk peluncuran rudal bawah air, deteksi dan komunikasi sonar anti-kapal selam, deteksi ladang minyak dan gas, dan kegiatan konstruksi, dll. dan akan mempengaruhi keamanan tanah air dan keamanan militer negara yang bersangkutan. Ini merupakan ancaman serius bagi keamanan tanah air, keamanan militer dan keamanan laut dalam.

Badan intelijen mata-mata asing menggunakan laut sebagai medan perang baru, menggunakan teknologi, tenaga manual, dan sarana lain untuk melakukan kegiatan pengumpulan intelijen di wilayah pesisir negara orang.

Dalam beberapa tahun terakhir, situasi domestik dan internasional yang dihadapi oleh keamanan nasional menjadi lebih parah dan kompleks, dan tugas menjaga keamanan nasional menjadi lebih sulit, dan tindakan pencegahan keamanan maritim merupakan bagian tak terpisahkan darinya. Seiring situasi internasional yang semakin kompleks dan berubah-ubah, tidak jarang mata-mata mencuri rahasia di wilayah pesisir suatu negara orang lain dilakukan.

Mengapa AS mengumpulkan informasi tentang parameter dasar laut ini? Dapat di perkirakan karena semua informasi di atas permukaan air dapat ditangkap oleh satelit, tetapi satelit di bawah permukaan air tidak dapat berbuat apa-apa.

Jika suatu hari nanti terjadi perang di LTS, seberapa dalam perairannya dan apakah ada karang tersembunyi di bawah air, mereka akan menderita kerugian besar jika memasuki laut tanpa mengetahui medan dengan jelas.

Tetapi jika mereka kelak akan menggunakan kapal selam untuk mengumpulkan semua parameter dasar laut secara diam-diam, maka operasi di masa depan akan jauh lebih mudah.

Kemudian sejumlah besar dari peralatan ini dimasukkan ke perairan Tiongkok. Jika ingin mencari peralatan mata-mata ini, itu seperti mencari jarum di tumpukan jerami. Kapal AL-PLA tidak akan berdaya, apalagi ukuran peralatan mata-mata ini dibuat cukup kecil, ukuran dan beratnya sangat mirip dengan ikan laut, ketinggian dan kedalaman bergeraknya  juga mirip dengan naik turunnya level laut dan gelombang laut.

Nelayan Tiongkok hanya akan mengambilnya ketika jaringnya dengan tidak sengaja mendapatkannya, mengingat luasnya perairan Tiongkok begitu luas, maka sangat dibutuhkan kapal nelayan sangat banyak untuk  menghidupi nelayan yang jumlahnya juga banyak.

Armada Kapal Nelayan Tiongkok

Menurut data 2016, Tiongkok memiliki total 1.0111 juta kapal penangkap ikan dengan total tonase 10.9848 juta ton. Ini adalah pasukan jutaan yang nyata. Cukup berbicara tentang angka, kita sudah dapat merasakan kekuatan jutaan kapal penangkap ikan.

Hingga akhir tahun 2019, jumlah total kapal penangkap ikan laut bermesin di Tiongkok sekitar 220.000. Bagaimana mengatur dan tertib mengelola kapal penangkap ikan ini menjadi isu penting. Associate Professor Xia Liang dari School of Marine Culture and Law of Shanghai Ocean University mengatakan: "Pengelolaan kapal penangkap ikan Tiongkok dapat diringkas menjadi enam mata rantai, yaitu, penentuan indeks kontrol alat jaring kapal, persetujuan indeks alat jaring kapal, pemeriksaan kapal, pendaftaran kapal, dan permohonan izin penangkapan ikan. Perizinan, pengawasan pelabuhan dan pelayaran. Keenam mata rantai tersebut saling terkait dalam ketentuan dan praktik, membentuk manajemen loop tertutup rantai."

Tapi sekali beroperasi biasanya ada ratusan kapal, dan mereka terpencar di mana-mana diperairan Tiongkok yang luas, jadi tidak heran jika suatu ketika dapat menangkap peralatan mata-mata yang dilepas oleh negara asing.

Selain mendapatkan benda mati seperti alat mata-mata, kapal nelayan Tiongkok juga pernah menjaring mata-mata. Saat itu, pasukan katak naga laut Taiwan mencoba menyelusup ke daratan kota Sidu untuk melakukan kegiatan mata-mata intelijen dan sabotase di daratan Tiongkok, tetapi mereka tidak menyangka akan terjaring oleh kapal nelayan Tiongkok tak lama setelah menyelam. Kemudian mereka dibawa ke daratan berikut ikannya yang berada di jaring dan diserahkan kepada yang berwenang.

Sumber: cnn.com
Sumber: cnn.com

Pada tanggal 7 September 2010, kapal nelayan Minjinyu No 5179 berada di perairan Kepulauan Diaoyu Tiongkok untuk perbaikan dan operasi penangkapan ikan. Dalam menghadapi kapal patroli Jeapng yang berbobot lebih besar, kapal nelayan ini tidak gentar, ketika dihalau maka kapal nelayan ini dengan nekad menabrakan kapalnya pada kapal patroli Jepang.

Selanjutnya, Jepang menahan nelayan Tiongkok tersebut, sehingga memicu insiden Tiongkok-Jepang untuk Kepulauan Diaoyu.  Menurut pengertian Tiongkok selama berada di wilayah perairan Tiongkok, kapal nelayan Tiongkok berhak untuk menangkap ikan di sana, dan siapa pun yang menghalangi akan ditabraknya.

Kepulauan Diaoyu diakui milik Tiongkok, namun menjadi sengketa pemilikannya dengan Jepang dan Jepang menamai Kepulauan Senkaku.

Sumber: cnn.com
Sumber: cnn.com

Sebelum ini ketika Tiongkok masih lemah beberapa dekade dan AL-PLA juga lemah, menghadapi aneksasi dari negara lain di LTS dan Laut Timur Tiongkok, pertempuran milisi maritim dalam membela teritorialnya telah menyumbangkan perannya cukup besar dalam membela negara, hingga menunggu tentara reguler AL-PLA berkembang menjadi kuat.

Tentu saja, klaim bahwa semua kapal penangkap ikan Tiongkok adalah milisi maritim itu dinyatakan oleh AS, dan Tiongkok tidak pernah mengakuinya. Kapal nelayan Tiongkok telah melakukan ini selama ribuan tahun di perairan Tiongkok. Jadi dapat dikatakan pernyataan AS ini salah, karena tidak mengerti tradisi orang Tiongkok.

AS tampak bingung peralatan intelijen yang disamarkan dan ditebar di perairan Tiongkok yang luas tetap saja bisa ditemukan oleh para nelayan Tiongkok. Ini telah menyebabkan masalah besar bagi AS dan Barat untuk memata-matai untuk mendapatkan informasi kelautan Tiongkok, dan menyalahkan kapal penangkap ikan Tiongkok yang mencari nafkah dari laut sebagai milisi maritim.

Pejabat Tiongkok tidak membantah, bahkan jika mereka melakukannya, tidak mungkin mengurangi jumlah kapal nelayan yang melaut, jaring yang dibuat oleh kapal penangkap ikan juga akan tetap eksis. Agar peralatan mata-mata AS akan terus khawatir akan ditemukan setiap saat.

Maka dari itu, AS dan Barat berupaya bagaimana bisa mengurangi armada kapal nelayan Tiongkok, maka satu-satunya jalan dengan alasan melindungi keseimbangan kehidupan lautan.

Dengan menggunakan topik perlindungan lingkungan untuk mengurangi kapal penangkap ikan Tiongkok, dengan menyuruh seseorang ahli atau lembaga NGO untuk mengatakan bahwa orang Tiongkok makan makanan laut terlalu banyak akan merusak lingkungan bumi, membodohi rakyat Tiongok untuk menolak makan makanan laut. Ini akan berakibat pendapatan nelayan turun, makanan laut tidak bisa dijual, jumlah kapal penangkap ikan secara alami akan berkurang.

Maka terjadilah protes-protes dan gelombang demo yang menentang orang Tiongkok makan makanan laut. Tujuan utamanya adalah untuk mengurangi jumlah kapal penangkap ikan Tiongkok. Di mata AS, para nelayan ini semua kapal diawaki milisi maritim Tiongkok yang menyusahkan operasi spionase maritim AS. Padahal itu adalah "Hamkamrata".

Sumber: Media TV dan Tulisan Luar Negeri

dosits.org

wikipedia.org

www.cbsnews.com

www.guancha.cn

www.gushiciku.cn

www.chyxx.com

www.sohu.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun