Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Mengapa AS Buat Isu Kapal Nelayan Tiongkok Terlalu Banyak Merusak Lingkungan Laut?

25 November 2021   17:02 Diperbarui: 25 November 2021   17:18 1195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tetapi jika mereka kelak akan menggunakan kapal selam untuk mengumpulkan semua parameter dasar laut secara diam-diam, maka operasi di masa depan akan jauh lebih mudah.

Kemudian sejumlah besar dari peralatan ini dimasukkan ke perairan Tiongkok. Jika ingin mencari peralatan mata-mata ini, itu seperti mencari jarum di tumpukan jerami. Kapal AL-PLA tidak akan berdaya, apalagi ukuran peralatan mata-mata ini dibuat cukup kecil, ukuran dan beratnya sangat mirip dengan ikan laut, ketinggian dan kedalaman bergeraknya  juga mirip dengan naik turunnya level laut dan gelombang laut.

Nelayan Tiongkok hanya akan mengambilnya ketika jaringnya dengan tidak sengaja mendapatkannya, mengingat luasnya perairan Tiongkok begitu luas, maka sangat dibutuhkan kapal nelayan sangat banyak untuk  menghidupi nelayan yang jumlahnya juga banyak.

Armada Kapal Nelayan Tiongkok

Menurut data 2016, Tiongkok memiliki total 1.0111 juta kapal penangkap ikan dengan total tonase 10.9848 juta ton. Ini adalah pasukan jutaan yang nyata. Cukup berbicara tentang angka, kita sudah dapat merasakan kekuatan jutaan kapal penangkap ikan.

Hingga akhir tahun 2019, jumlah total kapal penangkap ikan laut bermesin di Tiongkok sekitar 220.000. Bagaimana mengatur dan tertib mengelola kapal penangkap ikan ini menjadi isu penting. Associate Professor Xia Liang dari School of Marine Culture and Law of Shanghai Ocean University mengatakan: "Pengelolaan kapal penangkap ikan Tiongkok dapat diringkas menjadi enam mata rantai, yaitu, penentuan indeks kontrol alat jaring kapal, persetujuan indeks alat jaring kapal, pemeriksaan kapal, pendaftaran kapal, dan permohonan izin penangkapan ikan. Perizinan, pengawasan pelabuhan dan pelayaran. Keenam mata rantai tersebut saling terkait dalam ketentuan dan praktik, membentuk manajemen loop tertutup rantai."

Tapi sekali beroperasi biasanya ada ratusan kapal, dan mereka terpencar di mana-mana diperairan Tiongkok yang luas, jadi tidak heran jika suatu ketika dapat menangkap peralatan mata-mata yang dilepas oleh negara asing.

Selain mendapatkan benda mati seperti alat mata-mata, kapal nelayan Tiongkok juga pernah menjaring mata-mata. Saat itu, pasukan katak naga laut Taiwan mencoba menyelusup ke daratan kota Sidu untuk melakukan kegiatan mata-mata intelijen dan sabotase di daratan Tiongkok, tetapi mereka tidak menyangka akan terjaring oleh kapal nelayan Tiongkok tak lama setelah menyelam. Kemudian mereka dibawa ke daratan berikut ikannya yang berada di jaring dan diserahkan kepada yang berwenang.

Sumber: cnn.com
Sumber: cnn.com

Pada tanggal 7 September 2010, kapal nelayan Minjinyu No 5179 berada di perairan Kepulauan Diaoyu Tiongkok untuk perbaikan dan operasi penangkapan ikan. Dalam menghadapi kapal patroli Jeapng yang berbobot lebih besar, kapal nelayan ini tidak gentar, ketika dihalau maka kapal nelayan ini dengan nekad menabrakan kapalnya pada kapal patroli Jepang.

Selanjutnya, Jepang menahan nelayan Tiongkok tersebut, sehingga memicu insiden Tiongkok-Jepang untuk Kepulauan Diaoyu.  Menurut pengertian Tiongkok selama berada di wilayah perairan Tiongkok, kapal nelayan Tiongkok berhak untuk menangkap ikan di sana, dan siapa pun yang menghalangi akan ditabraknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun