Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

KIsah Lybia Makmur Terus Hancur dan Mantan Presiden Gaddafi

4 Juli 2021   14:54 Diperbarui: 4 Juli 2021   15:05 2118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tahun berikutnya dia menghabiskan tiga bulan lagi untuk mengusir semua orang Italia dan mengambil kembali tanah dan istana yang mereka tempati untuk negara.

Setelah itu, dia fokus pada perusahaan minyak. Ini tidak mudah. Butuh tiga tahun untuk menasionalisasi 42 perusahaan minyak yang dikuasai Eropa dan ASdengan berbagai cara dan menempatkan mereka di bawah manajemen Libyan State Corporation.

Dengan melakukan itu, Gaddafi tidak diragukan lagi mengakhiri kejahatan yang dilakukan oleh negara-negara Barat arus utama. Minyak Libya hanya menyumbang 2% dari cadangan global, dari jumlah dan presnetasinya tidak seberapa tapi dalam segi kualitas minyak Lybia sangat baik, yang mengandung sangat sedikit belerang dan sangat cocok untuk menyulingan.

Selain itu berkat letak geografisnya, untuk dikirim ke pelanggan Eropa melalui Mediterania sangat dekat dan ideal, tidak seperti negara-negara Teluk yang harus meninggalkan Teluk Persia dan masuk ke Laut Merah melalui Terusan Suez, ongkos angkut yang tinggi merupakan bagian dari keuntungan Gadaffi.

Dengan menasioanlisasi  perusahaan minyak asing ini, pemeritnah Gaddafi menghasilkan banyak uang setiap hari. Sebelum Gaddafi tumbang, Libya memproduksi 1,5 juta barel minyak per hari pada 2010. Pemerintah memiliki aset $150 miliar dengan populasi hanya 6 juta, keuntugan dan memasukan demikian tiadda duanya di Afrika.

Dengan kekayaan yang besar, Gaddafi bisa mengamalkan ide-idenya sesuka hatinya. Gaddafi membangun banyak rumah komersial, dan kemudian mendistribusikan rumah kepada warga dengan berbagai cara; dia memperkenalkan perawatan medis gratis dan pendidikan gratis, membangun jaringan jalan bebas hambatan (tol), bahkan membangun "proyek sungai besar" yang mirip dengan kanal terusan yang di Tiongkok  dari Selatan ke Utara,  karena khawatir suatu waktu SMA akan habis maka juga banyak melakukan investasi di industri lain.


Pada tahun 2010, saat itu  Libya tidak memiliki masalah ekonomi. PDB per kapita mencapai 13.000 dolar AS. Sebagian besar orang Lebya memiliki rumah dan mobil. Setelah mahasiswa lulus, mereka mendapatkan pekerjaan yang layak dan tidak akan menjadi kuli angkut untuk memindahkan batu bata atau menjalankan tugas untuk mengantarkan makanan, pekerjaan ini hanya diperuntukan pada pekerja migran.

Karena ekonomi Libya sedang baik, telah menarik lebih dari 4 juta pekerja migran dari Mesir, Sudan, Maroko, Tunisia, Palestina, dan Turki. Mereka mendapatkan uang di lokasi konstruksi Libya, restoran, hotel, pompa bensin dan industri lainnya. Tentu saja ada juga industri berisiko berpenghasilan tinggi, tetapi tidak banyak tempat untuk mereka.

Di masa lalu, tarif panggilan tilpon di Afrika adalah yang paling mahal di dunia karena mereka menyewa satelit komunikasi dari Eropa.

Pada tahun 1992, lima negara Afrika membentuk " African Satellite Organization (Organisasi Satelit Afrika)" dan ingin membangun satelit komunikasi mereka sendiri untuk mengurangi tarif. Setelah pembentukan organisasi, mereka mengajukan permohanan dana dari Bank Dunia, Dana Moneter Internasional dan beberpa Bank Eropa.

Tetapi tidak ada yang memperhatikan mereka, dan hampir tidak ada perkembangan setelah 14 tahun. Kemudian, Gaddafi dengan murah hati membayar 300 juta dolar AS untuk menerima proyek satelit, dan sebagian besar dana telah diselesaikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun