Memandang rendah orang biasa, lawan, pemimpin negara-negara Arab, Presiden AS, PBB, boleh dibilang memandang rendah semuanya. Berpakaian parlente denga pakaian mewah dan indah, berbicara keras dan berperilaku aneh, dia membawa unta dengan tenda kemanapun dia pergi, selain itu, prilakunya tidak dibatasi oleh etika duniawi umumnya, selalu memcibirkan pihak lain. Namun dia tidak akan pernah menyerah pada musuh dan melayani rakyat dengan sukarela.
Kariernya ke Tingkat Top
Pada tahun Gaddafi lahir, Libya masih merupakan koloni Italia. Selama P.D. II, pasukan Inggris dan Prancis memanfaatkan kekacauan untuk mengusir Italia, dan AS mengikutinya dengan membangun pangkalan militer untuk masa tinggal yang lama.
Pada tahun 1951, Libya berdiri sebagai negara merdeka, tetapi pangkalan militer Inggris dan AS Â masih tetap ada. Beberapa orang Italia masih tinggal di pertanian dan vila yang dibangun di tanah awal mereka tinggal.
Ketika Gaddafi di sekolah menengah dan mulai mengerti sesuatu, pemimpin negara Libya adalah Raja Idris I. Kerajaan dengan uang hasil menjual uang minyak untuk memenangkan pendukung dalam negerinya dan memastikan keamanan melalui pangkalan militer yang disewakan ke Inggris dan AS.
Gaddafi yang dalam benaknya penuh dengan kepahlawanan dan idealisme adalah mahasiswa yang miskin, menurutnya kolonialisme belum sepenuhnya diberantas. Maka didirikanlah organisasi kemahasiswaan, dan dari waktu ke waktu para anggota kelompok ini turun ke jalan meneriakkan slogan-slogan untuk melampiaskan kelebihan energi mereka.
Setelah lulus SMA, Gaddafi mengumpulkan anggota organisasi untuk rapat. Rapat tersebut menyepakati bahwa dinasti Idris harus digulingkan dengan jalan militer. Rapat akhirnya memutuskan untuk memilih tiga orang untuk bergabung dengan akademi militer, salah satunya adalah Khadafi.
Selama di akademi militer, organisasi ini sangat disiplin, melarang anggotanya merokok dan minum untuk mengunjungi kasino dan bar karaoke Italia, dan dengan sungguh-sungguh mempelajari keterampilan militer untuk mempersiapkan tugas-tugas besar di masa depan.
Gaddafi Memimpin Kudeta Tak Berdarah
Pada tanggal 1 September 1969, ketika Raja Idris pergi ke Turki untuk memeriksa kesehatannya dalam mempersiapkan upacara serah terima tahta kepada keponakannya keesokan harinya. Para Jenderal kerajaan juga semua hadir pada jamuan makan tingkat tinggi ini.