Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Bisakah Hegemoni Dolar AS Dipatahkan oleh De-dolarisasi Tiongkok-Rusia-Iran?

26 Juni 2021   18:19 Diperbarui: 26 Juni 2021   18:40 1771
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: mikesmoneytalks.ca

Negara yang paling tuntas untuk melakukan de-dolarisasi adalah Rusia. Setelah Rusia memasukkan Krimea ke dalam wilayah Rusia pada 2014, Rusia mendapat sanksi dari AS dan negara-negara Barat. Itu juga menyebabkan jatuhnya mata uang Rusia, Rubel.

Sumber: Ilustrasi dari youtube.com
Sumber: Ilustrasi dari youtube.com
Mari kita lihat ilustrasi chart di artas ini, kita dapat melihat bahwa selama periode tahun 2014, nilai tukar Rubel turun tajam. Inilah sejarah Rusia, pada tahun-tahun setelah runtuhnya Uni Soviet pada 26 Desember 1991, Rubel turun lebih tajam lagi.

Rusia adalah negara besar, tetapi mata uang Rusia jatuh ketika dikenai sanksi. Berbicara tentang penjualan dan tekanan spekulan keuangan dan valuta asing, mereka dijual dan ditekan oleh orang lain atau spekulan-spekulan mata uang ini. Tidak ada yang tersisa untuk bisa melawan.

Pada 2018, ketika AS menjatuhakn sanksi keuangan kepada Rusia dan Rusal (perusahaan terkemuka di industri aluminium global, memproduksi logam dengan jejak karbon rendah), Rubel juga jatuh.

Sejak itu Rusia mulai mencoba yang terbaik untuk menghilangkan ketergantungannya pada dolar AS dan mulai melakukan tindakan nyata. Sejauh ini, Rusia hampir melepas kepemilikannya atas obligasi AS. Sebagian besar obligasi Treasury AS yang dipunyai Rusia yang tersisa adalah obligasi jangka pendek. Obligasi jangka pendek memiliki likuiditas yang baik dan mudah dijual. Hal ini juga relatif tidak terpengaruh oleh fluktuasi suku bunga.

Dukungan utama untuk de-dolarisasi Rusia adalah Tiongkok. Ada kesepakatan pertukaran mata uang antara kedua negara. Selain itu, dolar AS telah dikurangi menjadi kurang dari 50% dalam mata uang pembayaran yang digunakan dalam perdagangan Tiongkok-Rusia.

Pembayaran perdagangan Tiongkok-Rusia, Euro, Renminbi (RMB), dan Rubel menyumbang lebih dari 50%. Dalam hal de-dolarisasi, perdagangan Tiongkok-Rusia telah dicapai dengan sangat baik. Pada kuartal pertama tahun 2020, dolar AS menyumbang 46% dari penyelesaian perdagangan Tiongkok-Rusia. Transaksi Euro menyumbang 30%. Sisanya adalah mata uang Tiongkok dan Rusia.

Mengapa mata uang gabungan Tiongkok dan Rusia lebih rendah dari Euro? Di sinilah kecerdikan dari Tiongkok dan Rusia. Seperti yang telah disebutkan di atas, potensi de-dolarisasi global yang paling kuat adalah Euro.

Oleh karena itu, Tiongkok dan Rusia sengaja meningkatkan proporsi Euro. Tujuannya adalah untuk menarik UE. Teknik ini untuk mengangkat status Euro dan kemudian menarik UE ke dalam.

Dengan menarik Euro, maka Euro telah menjadi pelopor dalam de-dolarisasi. Pada saat yang sama, UE ditarik ke dalam sebagai perisai untuk dolar AS. Euro adalah mata uang terbesar kedua di dunia, dan tentu saja perlu untuk menarik Euro ke dalam.

Selain itu, Rusia memiliki metode lain. Rusia telah meninggalkan penggunaan dolar AS untuk menyelesaikan penjualan senjata ke pihak luar. Alasan sebagai berikut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun