Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Bisakah Hegemoni Dolar AS Dipatahkan oleh De-dolarisasi Tiongkok-Rusia-Iran?

26 Juni 2021   18:19 Diperbarui: 26 Juni 2021   18:40 1771
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: mikesmoneytalks.ca

Namun selama ini petrodolar juga sangat stabil. Namun, apa yang terjadi dengan tren dedolarisasi dalam beberapa tahun terakhir? Lagi pula, apakah de-dolarisasi bisa berhasil? Jika bisa berhasil akan memerlukan waktu berapa lama?

De-dolarisasi di Afrika

Sumber: researchgate.net
Sumber: researchgate.net
Selain Tongkok, Rusia, dan Iran, de-dolarisasi global kini juga meluas ke Afrika. Pada 19 Juni, 15 negara Afrika Barat mengadakan pertemuan puncak (KTT) di Ghana. Sebuah asosiasi tercapai. Mata uang tunggal akan diluncurkan pada 2027. Nama mata uang tunggal yang baru adalah ECO. Rencana awal adalah untuk menerapkan mata uang tahun ini.

Namun, karena pandemi Covid-19, realisasi telah ditunda. Perlu diketahui di Afrika Barat, ada komunitas ekonomi. Dengan total 15 negara anggota. Komunitas Ekonomi Afrika Barat ini , seperti Mercosur di Amerika Selatan (yang terdiri dari 5 negara anggota: Argentina; Brazil; Paraguay; Uruguay dan Venezuela  dan 7 negara bagian terkait: Suriname, Guyana, Kolombia, Ekuador, Peru, Chili, dan Bolivia, yang terakhir ini dalam proses penggabungan. Ditambah dua negara pengamat: Meksiko dan Selandia Baru. Komunitas ekonomi ini sering diabaikan oleh dunia, karena ekonomi dan volume perdagangan mereka kecil).

Di antara negara-negara anggota Afrika Barat yang disebut sebagai ECOWAS (Economic Community of West African States atau Masyarakat Ekonomi Negara-Negara Afrika Barat), tidak ada kekuatan ekonomi utama, dan tidak ada negara bintang yang dapat menarik perhatian dunia.

Meskipun ekonomi mereka kecil, pada saat yang sensitif ini, kelima negara ini masih bersikeras meluncurkan mata uang tunggal. Kita  seharusnya mengagumi mereka, dan semangat mereka patut terpuji.

Namun sebenarnya tidak apa meskipun kecil, tapi masih memiliki ambisius. Hal sama seperti ketika ASEAN baru terbentuk pada 1967 yang hanya terdiri dari 5 negara pada saat itu, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand.

Namun, ASEAN dengan cepat berkembang menjadi 10 negara saat ini. Selain itu, juga menjadi sasaran persaingan di antara beberapa kekuatan besar Tiongkok, Jepang, dan AS di kawasan Asia-Pasifik.

Jika masyarakat ekonomi dari 15 negara Afrika Barat tersebut dapat berkembang dengan baik, dan masih dapat memperoleh dukungan dari negara-negara besar. Akan ada prospek yang cukup besar. Seperti halnya ASEAN yang mengajak Tiongkok, Korea Selatan, dan Jepang untuk bergabung membentuk mekanisme ASEAN + Tiga.

Pada saat yang sama, tahun lalu, pada 15 November 2020, ASEAN menarik 15 negara termasuk Tiongkok, Korea Selatan, Jepang, Australia, dan Selandia Baru, dan menandatangani perjanjian RCEP. Menjadi lingkaran ekonomi perdagangan bebas terbesar di dunia.

Padahal, mata uang tunggal yang diusulkan oleh 15 negara Afrika Barat ini sudah mengajukan konsep ini sejak tahun 2003. Tujuannya adalah untuk menggantikan Franc CFA yang mereka gunakan sebelumnya, yaitu African Financial Community Franc (Komunitas Finansial Franc Afrika). Selama itu belum bisa benar-benar terbentuk. Tujuan dari konsep ini adalah untuk menghilangkan ketergantungan pada Perancis. Pada saat yang sama, mereka menginginkan menyingkirkan eksploitasi keuangan Prancis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun