Di saat ini dengan tren dee-dolarisasi mereka menambahkan fungsinyea dengan berkeinginan menyingkirkan ketergantungan pada dolar. Namun sebenarnya dengan terbentuknya ECOWAS mereka mengharapkan dapat menghilangkan ketergantungan mereka pada Franc Prancis dan Dolar AS.
Tapi di luar kawasan itu, tidak ada jalan. Karena kalaupun dijumlahkan 15 negara, ukuran ekonomi dan besaran perdagang keuangan mereka masih terlalu kecil untuk berperan di dunia internasional.
Tapi bagaimanapun, selama integrasi regional dilakukan, ada harapan di masa depan. Pada saat yang sama, hal itu juga menambah api pada tren de-dolarisasi. Membentuk fungsi peringatan atau sinyal yang dapat menginspirasi beberapa negara untuk memperjuangkan otonomi keuangan.
Karena itu, untuk mencapai de-dolarisasi, kita masih harus melihat beberapa sikap dan mengandalkan tindakan substansial dari negara-negara besar.
Kekurangan Dolar dan Kekurangan Likuiditas Dolar
Pada tahap ini, negara-negara Uni Eropa (UE) di zona euro memiliki potensi terbesar untuk melakukan de-dolarisasi global. Rusia telah melakukannya dengan sangat teliti.
Menurut data terbaru yang dirilis oleh World Banking, Financial Telecommunications Association (SWIFT), pada Mei 2021, peringkat mata uang pembayaran global. Euro adalah 39,03%. USD38,35%. Euro sekali lagi melampaui dolar AS untuk menjadi mata uang pembayaran nomor satu di dunia.
Mungkin kita akan bertanya. Karena pembayaran Euro setara dengan AS, tapi mengapa kekuatan Euro dalam keuangan internasional masih jauh lebih rendah daripada AS? Secara jujur dikarenakan kekuatan finansial Euro benar-benar tidak sebaik dolar AS.
Contohnya, pada tahun 2008 berawal dari krisis keuangan yang disebabkan oleh pinjaman subprime di AS. Setelah krisis pecah, selain AS, Eropa juga menjadi wilayah yang paling terpukul. Benua Eropa juga mengalami kekurangan dolar, namun dolar AS tidak dapat disingkirkan secara normal antar bank. Kita juga harus mencari bantuan dari pemerintahan Obama saat itu di AS untuk likuiditas dolar.
Alasan utamanya karena banyak pembayaran Euro dilakukan di kawasan Euro saja. Di luar zona Euro, dolar masih mendominasi. Jika kita melihat dari sudut lain, itu akan menjadi jelas.
Pada kuartal keempat tahun 2020, cadangan devisa bank sentral berbagai negara menyumbang 59% dari dolar. Euro adalah sekitar 20%. Inilah perbedaannya.