Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Laut Tiongkok Selatan Memanas Gegara Ulah Provokasi AS-Beranikah Melawan Setara 110 Kapal Induk Tiongkok yang Tak Tenggelam

28 Juli 2020   19:28 Diperbarui: 31 Juli 2020   10:31 2206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kembali pada waktu itu, AL-Tiongkok dan AL-AS bersatu untuk membantu Tiongkok memulihkan pulau dan terumbu karang di Laut Tiongkok Selatan. Kenyataan ini membuktikan bahwa pemulihan Tiongkok atas pulau dan karang di Laut Tiongkok Selatan (LTS) adalah hasil dari kemenangan di P.D. II, dan komponen konfirmasi.

Setelah tahun 1970an, Filipina dan Vietnam kedua negara ini mengklaim teritorial di pulau-pulau dan karang di laut Tiongkok Selatan, dan keduanya menggunakan kekuatan untuk secara sepihak menduduki beberapa pulau dan terumbu karang di kepulau Nansha.  Baca.

Tanggapan Awal Tiongkok Atas Kedaulatan Laut Tiongkok Selatan

Pasca RRT baru berdiri (tahun 1949), berhubung saat itu hanya AD yang kuat, sedang AL dan AU masih lemah, sehingga tidak ada kemampuan mengkontrol penuh atas pulau-pulau di LTS yang terpencil. Jarak yang jauh menjadi masalah besar. Sehingga ketika pulau-pulau dan wilayah di LTS yang diduduki dan disengketakan yang dianggap Tiongkok ilegal sementara belum bisa ditangani secara serius.

Pada tahun 1987, atas permintaan UNESCO, pemerintah Tiongkok memutuskan untuk mendirikan sebuah observatorium laut di Terumbu Karang Yongshu di Kepulauan Nansha. Sejak itu, Terumbu Karang Yongshu menjadi identik dengan kedaulatan Tiongkok di LTS.

Pada 14  Januari 1988, AL Tiongkok tiba di Terumbu Karang Yongshu dan memulai persiapan untuk pembangunan observatorium laut. Beberapa perwira dan prajurit dikirim untuk turun ke Terumbu Karang Yongshu dengan perahu kecil dan menamcapkan bendera Tiongkok.


Ketika itu Yongshu hanya sepetak terumbu karang yang tidak begitu besar, sehingga hanya bisa memberikan pijakan bagi beberapa orang saja. Kepulauan Nansha adalah titik paling selatan dari kedaulatan Tiongkok di LTS yang diklaim Tiongkok.

Tapi mengapa Tiongkok meski telah bersumpah Kepulauan Nasha merupakan kedaulatannya, tapi tidak menduduki pulau dan terumbu karang begitu lama? Masalah karena pulau-pulau dan terumbu ini terlalu kecil, bahkan Terumbu Karang Yongshu ini hanya mucul di permukaan air sekitar satu meteran saja, namaun mempunyai nilai strategis penting. Yang lain berupa terumbu dalam laut, yang bisa menyebabkan kapal besar kandas jika berlayar di atasnya. Tidak ada tumbuhan dan air tawar yang bisa menunjang kehidupan manusia disana.

Jika ditempatkan pasukan disana, maka semua konsumsi dan fasilitas hidup sehari-hari harus dipasok dari daratan, itu akan menjadi mahal sekali, satu-satunya nilai pulau dan terumbu karang itu adalah peryataan kedaulatan atas perairan teritorial Tiongkok.

Insiden Perang Tiongkok-Vietnam Atas Terumbu Karang Yongshu

Sumber: k.sina.com.cn+sohu.com+new.qq.com+zhuanlan.zhuhu.com+ baijiahao.baidu.com
Sumber: k.sina.com.cn+sohu.com+new.qq.com+zhuanlan.zhuhu.com+ baijiahao.baidu.com
Namun pada 15 Januari hingga 19 Februari 1988, AL Vietnam mengirim kapal perang untuk merebutkan pulau-pulau dan terumbu karang di sekitar Yonghsu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun