Kembali pada waktu itu, AL-Tiongkok dan AL-AS bersatu untuk membantu Tiongkok memulihkan pulau dan terumbu karang di Laut Tiongkok Selatan. Kenyataan ini membuktikan bahwa pemulihan Tiongkok atas pulau dan karang di Laut Tiongkok Selatan (LTS) adalah hasil dari kemenangan di P.D. II, dan komponen konfirmasi.
Setelah tahun 1970an, Filipina dan Vietnam kedua negara ini mengklaim teritorial di pulau-pulau dan karang di laut Tiongkok Selatan, dan keduanya menggunakan kekuatan untuk secara sepihak menduduki beberapa pulau dan terumbu karang di kepulau Nansha. Â Baca.
Tanggapan Awal Tiongkok Atas Kedaulatan Laut Tiongkok Selatan
Pasca RRT baru berdiri (tahun 1949), berhubung saat itu hanya AD yang kuat, sedang AL dan AU masih lemah, sehingga tidak ada kemampuan mengkontrol penuh atas pulau-pulau di LTS yang terpencil. Jarak yang jauh menjadi masalah besar. Sehingga ketika pulau-pulau dan wilayah di LTS yang diduduki dan disengketakan yang dianggap Tiongkok ilegal sementara belum bisa ditangani secara serius.
Pada tahun 1987, atas permintaan UNESCO, pemerintah Tiongkok memutuskan untuk mendirikan sebuah observatorium laut di Terumbu Karang Yongshu di Kepulauan Nansha. Sejak itu, Terumbu Karang Yongshu menjadi identik dengan kedaulatan Tiongkok di LTS.
Pada 14 Â Januari 1988, AL Tiongkok tiba di Terumbu Karang Yongshu dan memulai persiapan untuk pembangunan observatorium laut. Beberapa perwira dan prajurit dikirim untuk turun ke Terumbu Karang Yongshu dengan perahu kecil dan menamcapkan bendera Tiongkok.
Ketika itu Yongshu hanya sepetak terumbu karang yang tidak begitu besar, sehingga hanya bisa memberikan pijakan bagi beberapa orang saja. Kepulauan Nansha adalah titik paling selatan dari kedaulatan Tiongkok di LTS yang diklaim Tiongkok.
Tapi mengapa Tiongkok meski telah bersumpah Kepulauan Nasha merupakan kedaulatannya, tapi tidak menduduki pulau dan terumbu karang begitu lama? Masalah karena pulau-pulau dan terumbu ini terlalu kecil, bahkan Terumbu Karang Yongshu ini hanya mucul di permukaan air sekitar satu meteran saja, namaun mempunyai nilai strategis penting. Yang lain berupa terumbu dalam laut, yang bisa menyebabkan kapal besar kandas jika berlayar di atasnya. Tidak ada tumbuhan dan air tawar yang bisa menunjang kehidupan manusia disana.
Jika ditempatkan pasukan disana, maka semua konsumsi dan fasilitas hidup sehari-hari harus dipasok dari daratan, itu akan menjadi mahal sekali, satu-satunya nilai pulau dan terumbu karang itu adalah peryataan kedaulatan atas perairan teritorial Tiongkok.
Insiden Perang Tiongkok-Vietnam Atas Terumbu Karang Yongshu