Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Strategi Keamanan dan Pertahanan AS di Era Pemerintahan Trump

2 Februari 2018   12:18 Diperbarui: 2 Februari 2018   12:42 2332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto: www.tribunnews.com

AS telah menghabiskan begitu banyak uang untuk memerangi terorisme, namun belum menghasilkan banyak keuntungan. Saat ini pendapat semacam ini menjadi konsensus di kalangan elit AS. Sementara AS telah berfokus pada kontraterorisme, sedang beberapa negara lain telah berkembang dengan cepat, dan AS telah mendapati bahwa keunggulan utamanya yang sangat dibanggakan sebelum ini menjadi menyusut atau bahkan hilang.

Keunggulan AS yang dipercaya telah terkalahkan adalah bidang ekonomi. Hal ini disadari selama pemerintahan Obama, namun sebenarnya telah disadari semasa pemerintahan George W. Bush.

Sejak mulai tahun 2005, Bush mengusulkan penyesuaian strategi militer global, karena dia melihat bahwa keterbatasan dalam pembangunan ekonomi berarti ada beberapa hal yang sangat negatif bagi AS dalam hal keamanan.

Misalnya, di sektor ekonomi, pada umumnya intervensi AS di kawasan Asia-Pasifik semakin hari semakin berkurang. Sekutu AS di Asia-Pasifik dan negara-negara Asia-Pasifik yang mengembangkan hubungan perdagangan dengan Tiongkok, menyebabkan pengaruh politik dan diplomatik AS mulai memudar.

Selain itu, dalam sampai batas tertentu strategi aliansi AS mengendor, dan itu mencakup pertumbuhan kekuatan nasional mereka yang komprehensif. Dengan pertumbuhan ekonomi dan kekuatan nasional yang komprehensif, terutama Rusia pertumbuhan ekonomi dan teknologi, pengaruh diplomatik dan politik semakin meningkat, dan kekuatan militernya meningkat, sehingga kesenjangan dengan AS menyusut. Ini adalah fakta yang tak terbantahkan

Maka AS dan semua elit AS memiliki rasa cemas ini. Misalnya, ideologi politik AS, dan keunggulannya dalam diplomasi, militer, dan keamanan semakin berkurang seiring dengan berkurangnya keunggulan ekonomi. Tentu ini akan menciptakan tekanan mental yang ekstrem di AS.

Sebelum ini AS merasa dirinya adalah Bos untuk segala sesuatunya di dunia, tapi kini dunia telah berubah.

Laporan "Strategi Pertahanan Nasional" AS yang terbaru percaya bahwa "dunia berbasis pada aturan" yang dipimpin AS ditantang. Sumber ancaman ini terutama adalah "negara-negara revisionis" yang diwakili oleh Tiongkok dan Rusia, yang merupakan penantang yang berusaha mengubah tatanan internasional saat ini.

Tapi apakah itu benar-benar satu kenyataan? Dan AS kehilangan hegemoni, sehingga AS perlu menekan perkembangan ekonomi Tiongkok yang pesat di sektor ekonomi, namun sudah keluar dari metode ekonomi.

Jadi metode apa yang terpikirkan oleh AS?

Pada masa pemerintahan Obama, mereka memikirkan strategi untuk menyeimbangkan kembali Asia-Pasifik, untuk menggunakan keunggulan militernya terhadap Tiongkok untuk menciptakan masalah keamanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun