Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jalur Sutra Maritim Kuno dan Penyebaran Budaya Sutra, Porselen dan Teh

11 Desember 2016   13:19 Diperbarui: 11 Desember 2016   13:24 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber:Avian Aqua Miser Waterer & Hujiang Chinese

Pada abad ke-12 selama Perang Salib, Roger II kasiar dari Italia Selatan mengangkap lehih dari 2.000 pekerja sutra dari Timur dan membawanya ke Italia untuk mengembangkan industri sutra, dari memelihara ulat sutra, memintal dan menenun kain sutra. Dan mempromosikan perkembangan industri sutra Italia dengan pesat. Hingga abad ke-13 Italia telah menajdi pusat industri sutra di Eropa.

Pada awal abad ke-16 untuk menyaingi dan menyingkirkan Italia untuk sutra, Prancis mulai mengembangkan  industri sutra sendiri.

Pada tahun 1536, atas dukungan Francois I, Raja Prancis, penenunan  sutra pertama dibangun di Lyons dan sekelompok pekerja terampil disewa dari Genoa, Italia untuk diperkerjakan disana.

Pada tahun 1544, jumlah pekerja sutra dari Lyons ada sebanyak 12.000 pekerja yang merupakan peringkat pertama di Eropa. Di Prancis hampir di semua kastil terkenal dan istana untuk dekorasi ruangan dari tirai gorden di aula dan dekorasi furnitur atau perabotannya dibuat dari sutra Lyons. Termasuk Istana Fontainebleau, Versailles, Museum Louvre dan tempat lainnya. Sutra menjadi tanda keindahan dan kemewahan, ini menjadi “kartu bisnis” Tiongkok.

Dalam milenium terakhir yang lama, kalifah onta yang menuju ke Barat melalui gurun dari Chang’an kuno, dan kapal dagang Tiongkok berlayar di lautan terutama melakukan transportasi sutra. Jumlah besar sutra diekspor tidak hanya meningkatkan standar hidup rakyat, Tetapi juga telah sangat memperkaya imajinasi manusia dan mempromosikan perkembangan peradaban dunia.

Dengan membayangkan dan merenungkan memori lama dengan melayang jauh kebelakang, seiring berjalannya waktu dan Seres, nama yang digunakan untuk merujuk ke Tiongkok, dengan berjalannya waktu ke depan pada kala itu Porselen menggantikan untuk mengacu Tiongkok dan tidak lagi sutra.

Maka Jalur Sutra kuno masuk ke tahap baru dan sesuatu yang baru dari kebudayaan Tiongkok menyebar ke dunia.

Porselen Mengacu Untuk Tiongkok

Mulai saat itu Porselen telah mengacu untuk Tiongkok. Orang Barat jika menyebut Tiongkok sama dengan Porselen. Istilah Porselen berbagi sama artinya dengan Tiongkok. 

Di area sebelah timur Sumatera tepatnya di sekitar Pulau Belitung, Indonesia, pada 1998 ditemukan kapal Karam Arab yang kemudian disebut Batu Hitam, dari kapal karam ini dapat diselamatkan 67.000 keping porselen Tiongkok yang terbuat pada zaman Dinasti Tang (tahun 68-901 M),  diantaranya yang paling banyak ada sekitar 56.500 buah porselen Changsha, Hunan, dan ada sekitar 200 buah porselen Celedon, 350 buah porselen putih, 200 potongan porselen dekoratif dengan glasir putih dan hijau dan sebagainya. Ini membuktikan bahwa pada saat itu porselen merupakan komoditi utama ekspor Tiongkok.

Sepanjang pesisir di pantai perairan Tiongkok, kapal karam kuno yang ditemukan juga terdapat banyak porselen lebih dari 2.000an buah, semua itu terutama merupakan peralatan porselen buatan Tiongkok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun