Mohon tunggu...
Sucahya Tjoa
Sucahya Tjoa Mohon Tunggu... Konsultan - Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Lansia mantan pengusaha dan konsultan teknik aviasi, waktu senggang gemar tulis menulis. http://sucahyatjoa.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ada Apa di Balik “Berbaikan” Turki- Russia

13 Agustus 2016   20:45 Diperbarui: 14 Agustus 2016   07:05 712
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam dua tahun terakhir ini, AS telah terus menerus meningkatkan tingkat dukungan untuk pasukan Kurdi, terutama di Syria. Kenyataan ini benar-benar menyakitkan Turki dan  sangat membuat sedih Erdogan.

Selain itu yang membuat membuat Turki tumbuh menjauh dari AS, juga karena jalan bagi Turki untuk bergabung dengan Uni Eropa yang prosesnya sudah lebih dari 50 tahun terbukti masih sangat sulit.

Menurut laporan dari “The Guardian” Inggris, metode garis keras Erdogan untuk menghadapi kudeta yang gagal ini telah membuat hubungan Turki dengan Uni Eropa rusak. Dalam laporan tersebut ditunjukkan bahwa pada tahun 2004, Turki memhapuskan hukuman mati agar bisa bergabung dengan Uni Eropa, tetapi baru-baru ini, Erdogan mengingatkan bahwa ia akan memberlakukan kembali hukuman mati jika perlu.

Pada 18 Juli lalu, Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan—Ferdercia Mogherini memperingatkan Turki pada konferensi pers yang sama mengatakan : “Untuk mempertahankan kekuasaan hukum, dan bahwa tidak ada kebutuhan untuk mengambil tindakan yang menyebabkan Turki untuk menjauhkan diri dari Uni Eropa.”

Federcia Mogherini mengatakan lebih lanjut: “Tidak ada negara dapat menjadi anggota Uni Eropa jika memperkenalkan hukuman itu (mati). Itu sangat jelas “aquis” seperti apa yang kita menyebutnya.”

Setelah kudeta gagal di Turki, Erdogan mengatakan bahwa ia benar-benar ingin memberlakukan kembali hukuman mati. Dia benar-benar menggunakan isu ini untuk mengancam Uni Eropa.

Kendala Uni Eropa Menerima Turki Bergabung

Pada kenyataanya, Turki mengajukan permohonan untuk bergabung dengan Masyarakat Eropa pada tahun 1959, namun perjalanan Turki untuk  bergabung dengan Uni Eropa telah dipenuhi dengan segala macam rintangan. Hal ini yang menyebabkan menjadi kasus di tahun 1963 “Perjanjian Ankara”(Angkara Agreement).

Perjanjian ini mendefinisikan Turki bergabung dengan Uni Eropa sebagai tujuan jangka panjang. Saat itu, politisi di kedua belah pihak telah menyadarai bahwa ada terlalu banyak rintangan antara Turki dan negara-negara Eropa, sehingga mereka tidak bisa langsung mengintegrasikannya.

fran-timmermans-57af2141d67a61ea1607b2a7.png
fran-timmermans-57af2141d67a61ea1607b2a7.png
Fran Timmermans, First Vice President of the EU Commision mengatakan : “Ini mengapa kita tidak dalam posisi untuk mengajukan proposal untuk membuka jalan bagi Parlemen Eropa dan negara-negara anggota untuk memutuskan untuk mengangkat persyarakatan visa setelah benchmark (tanda tingginya.) telah dipenuhi. Tidak ada hal tumpangan gratis disini, kami sudah jelas tentang apa yang masih harus dilakukan. Ada lima tolok ukur yang tersisa yang kita harapkan Turki untuk memenuhi hingga akhir Juni.”

Pengamat melihat bahwa ini jelas Uni Eropa tidak akan benar-ebanr mau menerima Turki. Alasan yang paling klasik dan sederhana karena Turki adalah masyarakat Islam dengan penduduk lebih dari 70 juta. Kita bisa membayangkan pencitraan yang bagaimana bagi Eropa, yang merupakan masyarakat Kristen akan menerima sebuah negara Muslim lebih dari 70 juta orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun