Perubahan zaman menuntut penyesuaian dalam banyak aspek kehidupan, tak terkecuali dalam dunia pendidikan. Dalam beberapa tahun terakhir, integrasi antara teknologi dan pendidikan menjadi sebuah keniscayaan. Hal ini juga berlaku pada pendidikan Islam, yang selama ini dikenal dengan pendekatan tradisional dan konservatif. Kini, pendidikan Islam dituntut untuk mampu menjawab tantangan era digital tanpa kehilangan esensinya sebagai sistem pendidikan nilai dan moral.
Pendidikan Islam yang berkualitas tidak hanya ditentukan oleh isi materi ajar, tetapi juga oleh bagaimana materi itu dikemas dan disampaikan. Kurikulum yang relevan harus mampu menjawab kebutuhan zaman, mengakomodasi perubahan cara berpikir dan belajar peserta didik, serta tetap menjaga nilai-nilai luhur agama Islam. Oleh karena itu, pengembangan kurikulum pendidikan Islam berbasis teknologi menjadi salah satu langkah strategis untuk menjadikan pendidikan Islam lebih kontekstual, inovatif, dan berdaya saing.
Mengapa Kurikulum Pendidikan Islam Harus Berbasis Teknologi?
Masyarakat modern saat ini berada dalam lingkungan yang sangat dipengaruhi oleh teknologi informasi. Generasi muda, terutama siswa dan mahasiswa, adalah generasi digital yang lebih akrab dengan gawai dibandingkan dengan buku cetak. Mereka terbiasa mencari informasi lewat internet, menonton video pembelajaran melalui YouTube, dan berdiskusi dalam forum daring.
Jika kurikulum pendidikan Islam tetap menggunakan pendekatan lama tanpa sentuhan teknologi, maka sangat mungkin materi yang disampaikan tidak relevan lagi dengan cara berpikir dan hidup peserta didik saat ini. Oleh karena itu, teknologi bukan hanya pelengkap, tetapi harus menjadi bagian yang terintegrasi dalam perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi pembelajaran.
Integrasi Nilai-Nilai Islam dengan Teknologi Pendidikan
Kurikulum pendidikan Islam yang ideal tidak hanya mengajarkan tentang hukum-hukum Islam, sejarah peradaban Islam, dan akhlak, tetapi juga membekali peserta didik dengan kemampuan menggunakan teknologi secara bijak. Dalam hal ini, prinsip-prinsip Islam harus dijadikan fondasi dalam berinteraksi dengan teknologi, terutama media sosial dan internet.
Nilai-nilai seperti amanah, jujur, bertanggung jawab, adil, dan menghormati sesama menjadi sangat penting ketika peserta didik menggunakan teknologi. Kurikulum harus menyisipkan materi tentang etika digital Islami, termasuk bagaimana bersikap saat berdiskusi di media sosial, menghindari penyebaran hoaks, dan menjaga diri dari konten negatif seperti pornografi dan radikalisme.
Â
Â
Â