Mohon tunggu...
Mahendra Paripurna
Mahendra Paripurna Mohon Tunggu... Administrasi - Berkarya di Swasta

Pekerja Penyuka Tulis Baca, Pecinta Jalan Kaki dan Transportasi Umum yang Mencoba Menatap Langit

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Prasasti Pagimu

29 Oktober 2020   08:11 Diperbarui: 29 Oktober 2020   08:18 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kemdikbud-kompas.com


Wahai jiwa-jiwa yang terluka
Tuliskanlah
Bait-bait sajak tentang perihnya saat duka menghujam
Serupa pahatan ombak yang mengikis tajam
Pada karang di bibir pantai tempat ratu pantai selatan bersemayam

Wahai hati yang mencinta
Tuliskanlah
Syair lagu tentang gelora yang mengguncang dada
Serupa barisan tetes embun di daun cemara
Pada tebing gunung tempat para dewa mencipta asmara

Wahai engkau yang merindu
Tuliskanlah
Untaian kata saat kalbu menagih janji tuk bertemu
Serupa ukiran indah sang mega
Pada angkasa tempat bianglala menampakkan muka usai hujan mereda

Wahai insan yang memendam cemburu
Tuliskanlah
Aksara tentang irisan rasa penuh duga
Serupa lekukan tapak-tapak kaki
Pada tumpukan batu sejarah tempat titisan Wisnu turun ke bumi

Demi kisah yang tak pernah usang tuk di buka
Tuliskanlah
Sebagai prasasti pagimu
Sebelum datangnya senja
Pertanda waktu
Tak mampu lagi memutar cerita

Tangerang, Oktober 2020
Mahendra Paripurna

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun