Mohon tunggu...
M Sanantara
M Sanantara Mohon Tunggu... Art Modeling

Metus Hypocrisis et Proditio. Scribere ad velum Falsitatis scindendum.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Liturgi Binatang Kedua: Anjing oh Ayam

16 Mei 2025   03:14 Diperbarui: 16 Mei 2025   03:14 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hands Together and Cubes with Eyes (Pexels/Vinur.)

tak ada muasal sebelum
wilayah terasing itu
terlalu manja dalam mencintai
aku yang sampai kapan
ditemukan arus sungai

atau

begini:

mampus usai membakar
amarah kau dan pusat egois dunia
diam-diam, merawat satu jenis
binatang paling tragis,
jenis kedua adalah pelengkap setia gizi buruk,
tak bisa menyalak, tak bisa berkotek,
cuma diam di pojok saraf---lapar metafisik.

ANJING OH AYAM;
ia menghentak kebodohan,
sangat terik, dirimu yang haus
dinikmati musim lupa untuk
apa hadir tanpa kehendak---
alam yang sekarat, enggan memberi
dan malas menghapus.

ANJING OH AYAM;
ia menanam kantung senyum,
sangat nanas, kian romantis,
untuk sekedar dirimu yang rindu
dicumbui sepertiga roti dada,
yang disembunyikan Tuhan dalam oven takdir---
tidak siap saji,
rencana sarapan malam tertunda,
untuk apa menuang sendu
tanpa kehendak igau yang gigil tolak
menyudu dan menjilat,
dengan lidah luka dari bahasa yang gagal tumbuh.

di perlintasan sunyi
nada-nada rendah merambat
ke auditori anak gagak---
cericitnya membangunkan seisi malam
ringisnya meniadakan
niat kematian menyentuh
yang tak tersisa dari kita

sekali lagi:

ANJING OH AYAM;
kau bukan pilihan,
kau adalah sisa.

*

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun