Mohon tunggu...
M Sanantara
M Sanantara Mohon Tunggu... Art Modeling

Metus Hypocrisis et Proditio. Scribere ad velum Falsitatis scindendum.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rumah Kegelapan

8 Februari 2025   00:49 Diperbarui: 8 Februari 2025   00:49 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Datang---tanpa kepala.  
Membawa cahaya yang melata,  
memuntahkan harapan semu ke rimba purba.  
Langit membisu. Leluhur menggigil.  
Belulang mereka dikunyah waktu,  
tanpa nyanyian, tanpa doa.  

Kuntilanak melarikan diri ke akar-akar,  
hutan menjelma nisan.  
Di antara gemuruh napas iblis,  
kulihat algojo bersayap arang  
menjilat arwah dari tubuhku.  

Mataku merah---  
Ibu? Apakah kau memanggil namaku  
di bawah runtuhan mantra yang retak?  
Burung-burung bernyanyi lirih,  
seperti saksi bisu di hari penghakiman.  

Sebentar lagi,  
ada yang menahan.  
Kucari. Apa. Dimana.  
BatasNya---  
garis tipis antara daging dan kehampaan.

**

M Sanantara
Bgr, 08022025

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun