Ijinkan Kugali Kuburmu
Tetesan air hujan membangunkan tidur malamku
Kehidupan kami tak nyaman Mas Willi
Suara kami adalah goa yang hening gelap dan dingin
Di zamanmu suara penyair adalah halilintar yang menyambar
Jika tak ditangkal maka akan memporak porandakan tatanan dan mengacau sistem kekuasaan
Di zamanmu penyair adalah penyinyir yang tak bisa dibungkam meski ditodong senjata
Penyair merangkum hati rakyat lalu meneriakannya di muka kekuasaan
Melalui sajak ini aku sampaikan keluhanku kepadamu wahai Mas Willi
Kini syair hanya menjadi bagian mata pelajaran sastra yang dihayati keindahannya
Dibacakan di gedung gedung kesenian
Dimuat di pojok pojok koran yang tak terjangkau
Tapi tak dijiwai penciptaanya tak dimengerti maksudnya
Syair menjadi beku karena hilang nyawanya
Kini para penyair telah memihak pada kekuasaan
Tengah menikmati indahnya sangkar emas
Hingga tak sempat lagi membuat sajak yang merangkum hati rakyat menderita
Jika memang engkau yang telah membawa serta jiwa dan ruh setiap syair masa kini
Maka biarkan aku menggali kuburmu Mas Willi