Keteguhan Seorang Ibu: Dari Kehilangan Hingga Menjadi Sumber Kehidupan
Pada 28 Desember 2007, sebuah keluarga besar diuji dengan kehilangan yang begitu berat. Sang ayah, sosok pemimpin sekaligus pelindung bagi 13 anak, kembali ke hadapan Allah. Sejak hari itu, kehidupan keluarga berubah selamanya.
Tangisan pilu seorang istri pecah tanpa henti. Sehari penuh ia mengurung diri dalam kamar, berduka melepas kepergian suami tercinta. Bukan hanya karena kehilangan belahan jiwa, tetapi karena beban besar yang tiba-tiba berada di pundaknya: bagaimana nasib ketiga belas anaknya yang masih kecil, masih tumbuh, dan masih membutuhkan bimbingan serta pendidikan?
Kala itu, hanya dua anak perempuan yang sudah bekerja, selebihnya masih duduk di bangku sekolah. Sang ibu, yang hanya seorang ibu rumah tangga, tak memiliki banyak bekal selain warung sederhana di rumah. Namun, Allah memberi jalan lain. Anak-anaknya bersama-sama melanjutkan usaha peninggalan sang ayah toko beras di pasar. Dari situlah mereka belajar arti perjuangan, tanggung jawab, dan kesabaran.
Tahun demi tahun dilewati dengan air mata, keringat, dan doa. Anak-anak yang masih bersekolah mendapatkan beasiswa, bahkan hingga perguruan tinggi. Ada yang ditopang Bidikmisi, ada pula yang Allah mudahkan dengan jalan lain. Semua ini adalah tanda kasih sayang Allah yang tidak pernah meninggalkan hamba-Nya.
Sementara sang ibu tetap istiqamah menjaga warung di rumah, sembari terus menanamkan keyakinan kepada anak-anaknya bahwa rezeki hanyalah milik Allah. Kesusahan dan kelelahan ia simpan sendiri, hanya ia adukan kepada Allah, Sang Maha Mendengar. Dari situlah ia menemukan ketenangan, meski jalannya penuh kepayahan.
Kini, waktu telah berlalu. Anak-anak yang dulu kecil telah tumbuh dewasa, menikah, dan membangun rumah tangga mereka sendiri. Dari 13 anak, lahir 33 cucu yang kini menjadi pelipur lara sekaligus bukti nyata bahwa pengorbanan seorang ibu tidak pernah sia-sia.
Doa sang ibu terus terpanjat: "Ya Allah, lindungilah anak-anakku dan cucu-cucuku. Jadikan mereka hamba-Mu yang kuat dalam iman, kokoh dalam taqwa, dan lapang dalam rezeki. Aamiin."
Kisah ini adalah cermin bahwa kehilangan bukanlah akhir segalanya. Dengan keteguhan hati, kesabaran, dan keyakinan penuh kepada Allah, seorang ibu mampu bertahan, membesarkan anak-anaknya, dan melahirkan generasi baru yang terus tumbuh dalam rahmat-Nya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI