Mohon tunggu...
Choirul Rosi
Choirul Rosi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen yang hobi membaca buku dan novel

Cerita kehidupan yang kita alami sangat menarik untuk dituangkan dalam cerita pendek. 🌐 www.chosi17.com 📧 choirulmale@gmail.com IG : @chosi17

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Christoffel

23 April 2020   00:19 Diperbarui: 23 April 2020   00:31 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bali 1930,

Hati Christoffel senang tak terkira. Mesin tik pesanannya baru saja tiba. Mesin tik itu ia dapatkan dari seorang koleganya di Belanda. Sudah tiga bulan lamanya ia menunggu kedatangan mesin tik buatan Amerika itu. "Akhirnya aku bisa bekerja kembali." gumam Christoffel.

Sudah cukup lama Christoffel tidak menerbitkan berita di surat kabar miliknya. Mesin tiknya rusak. Wajar kiranya ia sangat senang begitu membuka paket berisi mesin tik merek CORONA 1926 itu.

Tak menunggu lama, ia segera mengambil buku catatannya. Membukanya lembar demi lembar dan mulai mengetiknya satu persatu. Tik tik tak tik tak. Suara mesin tik itu terdengar nyaring. Bagai alunan musik didalam telinga Christoffel. Ia tersenyum.

Tepat seminggu kemudian, terbitlah koran Bataviase Nouvelles edisi ke-10. Cetakan pertama di tahun 1930 yang langsung ludes terjual habis. Christoffel merasa senang.

Namun sayang, ada senang ada susah. Ada berkah ada musibah. Saat sedang mengetik artikel, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu. Ada tamu menyambangi rumah Christoffel malam itu. Karena pembantunya sudah tertidur, Christoffel terpaksa menghentikan pengetikan dan membuka pintu rumahnya.

"Maaf Tuan-tuan, ada apa malam-malam begini bertamu ke...?"

Tanpa memberikan kesempatan kepada Christoffel untuk melanjutkan kalimatnya, seorang lelaki bertubuh tegap mendorongnya masuk. Dua orang mengikutinya dari belakang. Didalam rumah itu, terjadi adu mulut diantara mereka.

"Tulisan-tulisanmu telah menggagalkan semua rencana kami."

"Rencana apa maksudmu? Aku tidak mengerti."

Dengan pisau di lehernya, Christoffel mendengarkan penjelasan Marius Jacobus. Surat kabar Bataviase Nouvelles dianggap terlalu liberal dan membahayakan kedudukan VOC di Asia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun