Mohon tunggu...
Choirul Rosi
Choirul Rosi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen yang hobi membaca buku dan novel

Cerita kehidupan yang kita alami sangat menarik untuk dituangkan dalam cerita pendek. 🌐 www.chosi17.com 📧 choirulmale@gmail.com IG : @chosi17

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Teana - Kematian Simkath (Part 39)

27 Juni 2019   10:57 Diperbarui: 27 Juni 2019   11:03 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

       Ketika napas Teana hampir habis, tiba-tiba Ebra miliknya mengeluarkan pendar cahaya biru kehijau-hijauan. Bersamaan dengan itu, cengkeraman tangan Simkath mulai melemah. Energi miliknya seakan terserap oleh Ebra milik Teana. Perlahan-lahan tenaga Teana mulai kembali. Ia bisa bernapas meskipun sedikit kesusahan. Dan Tiba-tiba sebuah suara menggema didalam gendang telinga Teana. Suara Ratu Jin Mehnaz.

"Tusukkan Ebra milikmu kedalam mata kiri Simkath."

       Teana mengerti, ia segera mengambil Ebra dari dalam jubahnya dan menusukkan ujung Ebra yang tajam kedalam mata kiri Simkath. Teana terjatuh. Simkath berteriak kesakitan memegang mata kirinya yang mengeluarkan darah. Tak lama kemudian Simkath ambruk. Sebuah asap hitam pekat mengepul ke udara diiringi teriakan yang memilukan. Seiring hilangnya asap itu, perlahan-lahan tubuh Simkath berubah menjadi tulang-belulang.

***

       Ritual penyucian Patung Dewa Dhushara akhirnya dilaksanakan. Pendeta Samad memasang batu rubi hijau di belakang patung. Setelah menyucikan patung itu menggunakan air suci, pendeta meletakkannya di atas meja altar. Pendeta Samad yang makin tua itu terlihat tersenyum bahagia. Kini ia telah siap untuk menyerahkan kedudukannya sebagai pendeta Kuil Ad Deir kepada keturunannya. Ia ingin menebus rasa bersalah yang ia pendam selama puluhan tahun dengan mengabdikan diri di Kerajaan Nabataea di Kota Hegra.

***

       Ritual penyucian Patung Dewa Dhushara telah selesai. Patung itu kini kembali ke tempatnya semula. Teana dan rombongannya memutuskan untuk tidak kembali ke Kota Hegra. Teana akan melanjutkan usaha turun temurun keluarganya. Ia akan berdagang Myrrh di Kota Lycia. Ia tidak sendiri. Galata ikut bersamanya. Sebab di Kota Hegra sudah tidak ada keluarganya selain Teana. Galata telah berjanji akan hidup bersama Teana dan menjaga Teana selamanya.

       Sementara itu, Shahed dan Almeera mendapatkan tugas dari Teana. Mereka harus menjaga Kota Hegra. Sebab Teana telah memutuskan untuk menyerahkan kepemimpinannya kepada Shahed.

***

       Mendengar kekalahan Bangsa Bawah, Ratu Mehnaz berangkat menuju Kota Paphos melewati gerbang dimensi waktu. Ia menemui Yodh yang kini mulai melemah. Sudah tidak ada yang tersisa untuknya.

       Ratu Mehnaz menyadarkan Yodh bahwa ia telah melanggar ketentuan hukum Kerajaan Jin sehingga ia diasingkan di Kota Paphos. Namun Yodh menjelaskan bahwa itu semua adalah kesalahpahaman. Ketika pintu gerbang Kerajaan Jin terbuka, Yodh tidak berada disana. Ia sedang tidak menjaga pintu gerbang itu. Ada seorang prajurit kerajaan yang mirip dengannya. Namun ia tidak bisa membela diri karena Ratu Mehnaz lebih percaya pada ramalan jin peramal bernama Usranat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun