Mohon tunggu...
Choirul Rosi
Choirul Rosi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen yang hobi membaca buku dan novel

Cerita kehidupan yang kita alami sangat menarik untuk dituangkan dalam cerita pendek. 🌐 www.chosi17.com 📧 choirulmale@gmail.com IG : @chosi17

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Celupak

8 Januari 2019   23:38 Diperbarui: 8 Januari 2019   23:50 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tiba -- tiba tubuh Ralph terdorong ke belakang. Ia segera tersadar setelah memikirkan kejadian yang baru saja ia alami. Lalu ia duduk kembali dan mulai membersihkan benda temuannya itu dengan hati -- hati sesuai dengan prosedur penggalian. Ia masukkan benda itu kedalam kantong plastik yang kemudian ia masukkan kedalam tas ranselnya. Tak seorangpun tahu akan kejadian ini.

Setelah menyimpan patung temuannya, ia mengambil ponselnya dan mulai memotret lokasi penggalian yang dikerjakannya tadi. Tak kurang dari sepuluh foto ia dapatkan. Ia memeriksa seluruh foto tersebut. Ketika melihat foto ketujuh, ia menemukan sebuah benda aneh didalam foto. Ia perbesar layar ponselnya untuk memastikan lokasi benda itu. Ia kemudian beranjak dari duduknya. Berdiri dan mengamati lokasi galian didepannya sesuai dengan tampilan di layar ponselnya. Ia menemukannya. Perlahan -- lahan ia menyapukan kuasnya. Hingga muncullah sebuah lempeng logam tipis berwarna kuning kecoklatan selebar ukuran ponselnya. Ia membersihkan tanah yang menempel hingga logam itu terlihat mengkilat. Kini nampak sebuah inskripsi bertuliskan huruf jawa kuno diatas lempengan logam itu. Dengan kepandaiannya, Ralph membaca tulisan itu pelan - pelan.

"Sepertinya ini adalah mantra do'a yang sering dibaca oleh resi pada zaman Kerajaan Majapahit." gumamnya sambil membetulkan posisi kacamatanya.

Lempengan logam tipis itu kemudian ia masukkan kedalam kantong plastik. Karena Tim Ekskavasi yang dipimpin oleh Ralph mulai kelaparan, mereka memutuskan untuk menghentikan penggalian dan kembali ke kantor untuk makan malam.

"Baiklah, pekerjaan penggalian hari ini sampai disini dulu, kemasi barang -- barang kalian. Sepuluh menit lagi kita pergi dari sini." perintah Ralph.

"Baik Pak."


***

Didalam kamarnya, ia merebahkan badannya setelah sebelumnya membersihkan diri. Kini di tangannya telah tergenggam sebuah patung dan sebuah lempeng logam. Ia amati kedua benda di tangan kanan dan kirinya itu dengan teliti. Setelah ia meletakkan kedua benda itu diatas meja disampingnya, ia bangkit dari ranjangnya. Dengan penerangan lampu meja, ia duduk memeriksa buku -- buku literatur miliknya untuk memecahkan inskripsi yang ada diatas lempengan logam tipis itu. Dua tiga buku tebal ia beber diatas mejanya. Inskripsi itu berhasil ia pecahkan.

Om Am Prasadha Stahiti Sarira Adwaya Suci Nirmala Yanamah

Hong Wilaheng Awignam Astu Nama Sidham Luputta Sarik Lan Sandi

Luputta Dendaning Tawang Towang Jagat Dewa Bathara 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun