Mohon tunggu...
Choirul Rosi
Choirul Rosi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen yang hobi membaca buku dan novel

Cerita kehidupan yang kita alami sangat menarik untuk dituangkan dalam cerita pendek. 🌐 www.chosi17.com 📧 choirulmale@gmail.com IG : @chosi17

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Teana - Teana (Part 6 - Lanjutan 2)

12 April 2017   12:38 Diperbarui: 12 April 2017   12:50 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hamra pun bergegas menemui Kishwar setelah mengantar majikannya naik kedalam kereta unta. Sementara si wanita tua itu berdiri disamping kereta unta Aairah.

Aairah masih tidak percaya dengan kejadian yang membingungkan ini. Didalam kereta unta, ia berpikir keras tentang hubungan kejadian ini dengan calon bayi yang kelak akan ia lahirkan. Calon bayi yang dijanjikan oleh Mehnaz.

“Aku tidak mengerti apa maksud semua ini, baru saja aku bertemu Mehnaz, sekarang aku bertemu wanita tua yang kehausan. Apa hubungan mereka berdua?” gumam Aairah dalam hati.

Dalam kekalutan pikirannya, ia membuka tirai jendela keretanya agar angin bisa berhembus kedalam dan ia bisa bernafas dengan lega. Ia melihat wanita tua itu tersenyum kepadanya. Dan ia membalas balik senyumannya.

Perlahan – lahan kereta unta Aairah berjalan meninggalkan padang pasir yang sepi. Hamra dan pengikut yang lainnya telah berada diatas untanya masing – masing. Aairah menengok keluar jendela. Ia ingin memastikan sekali lagi bahwa wanita tua tadi baik – baik saja. Ternyata wanita tua itu masih berdiri di belakang iring – iringan rombongan Aairah. Tidak begitu jauh.

“Syukurlah, ia baik – baik saja. Semoga dewa menolongnya.” ucap Aairah lirih.

Ia kembali memasukkan kepalanya dan duduk senyaman mungkin didalam kereta untanya. Menyandarkan kepalanya untuk menenangkan pikirannya. Iapun memejamkan mata. Menghirup nafas dalam – dalam.

Tiba – tiba terdengar suara menggema didalam kereta unta Aairah…

“Terimakasih Aairah, aku tidak salah memilihmu. Aku kembalikan air yang telah kau berikan kepadaku. Pergunakan air itu sebaik – baiknya. Semoga kau cepat mendapatkan keturunan. Aku pamit dulu.”

Aairah terhenyak, ia terbangun. Membuka matanya dan melihat sekeliling.

“Tidak ada orang ternyata. Suara siapa tadi?” gumam Aairah dalam hati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun