Selama ini saya selalu berpikir bahwa keamanan perangkat lunak itu domainnya manusia: hacker berbakat, engineer berpengalaman, atau tim IT security elite. Tapi setelah membaca artikel "Changing the Game of Software Security" oleh Vidas dkk. (2018), saya sadar, ternyata AI juga sedang diajari untuk jadi hacker --- dan sekaligus penjaga sistem!
Artikel ini membahas tentang Cyber Grand Challenge (CGC), sebuah kompetisi epik yang diinisiasi oleh DARPA. Tujuannya sederhana tapi radikal: bisakah mesin secara otomatis menemukan, mengeksploitasi, lalu memperbaiki bug di software, tanpa campur tangan manusia?
Jawabannya? Ya, dan ini mengubah wajah keamanan software selamanya.
Apa Itu Cyber Grand Challenge?
CGC adalah lomba komputer melawan komputer. Setiap tim tidak diwakili oleh manusia, tapi oleh Cyber Reasoning System (CRS) --- komputer super pintar yang menjalankan algoritma AI untuk:
Mencari kerentanan (vulnerability) dalam software
Mengeksploitasi sistem lawan
Memperbaiki software sendiri
Mereka tidak hanya duduk diam; CRS ini bertarung satu sama lain selama 9 jam nonstop di panggung DEF CON 2016, konferensi hacking paling bergengsi di dunia.
Dan semua prosesnya otomatis sepenuhnya. Tidak ada manusia yang boleh membantu setelah kompetisi dimulai. Bayangin aja --- semacam pertarungan robot, tapi dalam bentuk digital.
Teknologi di Balik CGC: DECREE