Mohon tunggu...
M KHOTIB
M KHOTIB Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya adalah sebagai Guru dan pendidik di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri di Kota Tangerang Selatan. hobi saya selain olahraga, saat ini sedang merintis untuk menjadi penulis di berbagai media online

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Menggantung di Langit

14 Februari 2023   02:27 Diperbarui: 14 Februari 2023   02:31 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Setelah sepekan ujian akhir berlalu, siswa kelas VI tinggal menunggu pengumuman kelulusan. Sambil menunggu waktu yang menggembirakan tersebut mereka menyiapkan beberapa acara yang akan di tampilkan pada saat perpisan akhir tahun. Kini saatnya pengumuman kelulusan, waktu yang sangat di tunggu-tunggu, hari yang menentukan masa depan mereka, diantara mereka saling bertanya dengan hati berdebar. Mereka sangat takut ketika teman mereka ada yang tidak lulus. Setelah mereka melihat papan pengumuman, tidak ada satupun nama yang menyandang predikat TIDAK LULUS, semuanya lulus dan nilainya sangat memuaskan.

Mereka melanjutkan sekolah sesuai dengan keinginan dan niat mereka, pertanyaan yang di ajukan waktu mereka di kelas, telah  menjadi kenyataan termasuk Sumarni, ia pun langsung melakukan akad nikah dengan seorang perjaka rantauan dari Jawa pilihan orang tuanya. 

Namun, berbeda dengan yang dirasakan Anton, ia harus menerima apa adanya dan tidak memperhitungkan cita-citanya yang dulu pernah mampir dibenaknya. Karena biaya sekolah sepenuhnya di tanggung oleh pamannya, sehingga ia harus menerima apa adanya. Tetapi ia tetap bersyukur karena masih dapat melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi, yaitu SMP. Cita-cita yang luhur, begitu tinggi setinggi bintang di angkasa kini harus tertahan di tengah-tengah langit.

Yayasan yang di ketuai oleh pamannya, memang terdapat beberapa jenjang pendidikan, mulai Madrasah Ibtidaiyah (MI), sekolah menengah atas (SMP) dan SMEA dengan jurusan akutansi. Hari-hari selama di SMP ia jalani tanpa penuh semangat, hari-harinya dipenuhi dengan ketidakpuasan, dalam hati ia berkata " tuhan apa maksud-Mu? Niat hamba mengambah jalan-Mu, malah Kau tidak kabulkan" dengan penuh kecewa ia ucapkan, sebab niatan untuk mendalami ilmu agama kandas ditengah jalan.

Tak terasa sudah satu tahun berlalu, Anton mulai menyukai pelajan yang ada di SMP, ia belajar dengan tekun dan sungguh, sehingga setiap catur wulan selama kelas dua nilainya tidak pernah rendah, bahkan peringkat kedua selalu mengirinya dari caturwulan pertama hingga ketiga. Ketika di SMP pelajaran favoritnya adalah bahasa paman Sam, sehingga ia bercita-cita ingin  menguasai bahasa internasional.

Setelah lulus nanti ia berharap bisa melanjutkan ke Sekolah Menengah Industri Perhotelan (SMIP), karena yang diprioritaskan adalah bahasa internasional  seperti Inggris, Jepang dan Perancis, sehingga niatan untuk menguasai bahasa dunia pun terkabul. Nasib siapa yang tahu, hanya tuhan  yang mengerti rahasia makhluknya. Lagi-lagi keinginan Anton tertunda, karena di yayasan tersebut ada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), namun tidak sesuai dengan keinginan hatinya, niat hati memeluk gunung apa daya tangan tak sampai. Jadi,  ia pun harus mematuhi peraturan yayasan. Ini  kali keduanya cita-cita yang membumbung  tinggi harus menggantung tanpa  penyanggah.

Setelahl lulus SMP, kejadian masa lalunya terulang kembali, virus malasnya merambah kesuluruh  bagian tubuh, sehingga berat untuk digerakan ketika akan berangkat sekolah. Lagi-lagi kesadaran diri sebagai motivatornya harus melawan setan yang menghadang, ia harus bangkit dari kemalasan. "Bukan suatu alasan tidak berangkat sekolah karena sudah dua kali cita-citaku terenggut, mungkin belum saatnya tuhan mengabulkan permohonan hati ini,  masih banyak peluang di lain kesempatan untuk melakukan hal tersebut" hati kecilnya bertutur.

Kini usianya beranjak dewasa, ketertarikan dengan lawan jenis pun mulai mewabah dijiwanya. "Salah satu faktor yang membuat ia giat kesekolah adalah karena ada seseorang yang harus ia lihat setiap hari, jika terlewatkan satu hari melihatnya, terasa hampa dan tidak ada gairah untuk hidup" cerita teman akrabnya. Walaupun hanya dengan dengan 5 orang teman cewek dan 5 cowok dikelas, baginya kelas tersebut sangat sempurna, karena persahabatan yang dibangun sangat kental, tidak saling membedakan antara yang satu dengan yang lainnya, persaudaraan dan kebersamaan yang menjadi azas utama mereka. Sehingga tiga tahun di SMK terasa sangat sebentar dan ingin rasa mengulang memori masa lalu.

Kelulusan Anton dari SMK berbarengan dengan  kelulusan putra ustadz Ahmad, ketua yayasan. Soleh ingin dimasukan ke pesantren di Jawa Tengah, namun ibunya sangat khawatir jika ia sendirian karena baru lulus SD, sehingga Anton ditugaskan untuk menemani dan membimbing Soleh selama di Pesantren.

"Tuhan selalu mengabulkan permohonan hambanya, namun tidak setiap permohonan dikabulkan pada saat yang bersamaan dengan permintaan" kata hati kecilnya. Akhirnya ia bersama Soleh belajar ilmu agama di pesantren terkenal di Jawa Tengah, keinginan mendalami ilmu agama pun telah tersalurkan.

Setelah lulus  ia melanjutkan ke perguruan tinggi agama islam di Semarang, ia mendaftar di program Smart Class, yaitu kuliah yang pengantarnya menggunakan bahasa Arab-Inggris, ia pun terjaring dalam seleksi tersebut dan termasuk dalam kategori mahasiswa khusus.  Keinginan menguasai bahasa internasional kini tidak sekedar impian namun telah menjadi kenyataan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun