Mohon tunggu...
Adnan Yasir
Adnan Yasir Mohon Tunggu... Mahasiswa

mahasiswa biasa yang ingin membahagiakan orang tua

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Jalur Pantura, Route 66 Versi Indonesia?

16 Juni 2019   19:50 Diperbarui: 16 Juni 2019   19:55 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Transportasi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Wirestock

Libur lebaran merupakan momen yang tepat untuk pergi mudik ke kampung halaman. Bagi para pemudik khususnya di Pulau Jawa, pasti tidak asing dengan yang namanya Jalur Pantura. Ya, jalan sepanjang 1.316 KM dari ujung Barat Merak sampai ujung Timur Ketapang  ini terletak di pesisir pantai Utara Jawa. Namun, setelah Tol Trans Jawa mulai beroperasi, apa saja keuntungan dan kerugian yang didapat?

Pembuatan Jalur Pantai Utara (Pantura) awalnya didasari oleh pembangunan jalan Anyer-Panarukan pada masa Gubernur Jendral Hindia Belanda Maarschalk Herman Willem Daendels di tahun 1808. Kerjapaksa kaum penjajah kepada pribumi saat itu merupakan tragedi yang sangat mengerikan sekaligus menyedihkan karena memakan korban jiwa sebanyak 12.000 orang demi membuat jalan yang panjangnya kurang lebih 1000 KM.

Bahkan seorang penulis Pramoedya Ananta Toer mengatakan dalam bukunya yang berjudul "Jalan Raya Pos, Jalan Daendels" (2005) Inilah satu dari beberapa kisah tragedi kerjapaksa terbesar sepanjang sejarah di Tanah Hindia.

Tujuan Daendels dalam melopori pembangunan Jalur Pantura begitu jelas, yaitu untuk memudahkan koordinasi, konsolidasi, dan pengawasan daerah. Daendels merancang jalan raya pos juga untuk pembangunan berkelanjutan kota-kota besar di pulau Jawa. Jalan yang menghubungkan antarkota ini diharapkan dapat mempercepat laju transportasi dan informasi sehingga terciptanya sebuah jalur saraf utama untuk menjalankan roda perekonomian di pulau Jawa.

Dua abad berlalu Jalur Pantura telah berkembang pesat dan melahirkan banyak sekali pelaku ekonomi. Pasar, restoran, pelayanan jasa, bahkan pabrik dapat kita temukan di sepanjang Jalur Pantura. Terbukti saat ini Jalur Pantura memiliki peran penting dalam menentukan perekonomian di pulau Jawa bahkan nasional. Setiap hari ada 20.000-70.000 kendaraan berlalu lintas untuk melakukan kegiatan sehari-hari termasuk kegiatan pendistribusian barang.

Sayangnya, kenaikan volume kendaraan di jalur ini tidak dibarengi dengan perbaikan infrastruktur serta pengelolaan lingkungan yang tahan lama. Kondisi jalur ini sudah banyak timbul kerusakan akibat faktor alam maupun faktor manusia itu sendiri. Jalan Raya yang seadannya itu harus menghadapi cuaca panas dan hujan ditambah lagi banyak kendaraan yang melintas mengakibatkan sekitar ruas jalan tersebut mengalami banjir dan berlubang.

Ketidakjelasan visi pemerintah dalam memberdayakan jalan tersebut membuat lingkungan menjadi semakin buruk. Apalagi saat momen mudik lebaran mengakibatkan sepanjang Jalur Pantura ini betambah macet dan polusi. Disisi lain, saat ini pemerintah sedang gencar membangun Tol Trans Jawa yang diharapkan berpengaruh signifikan terhadap permasalahan berbagai aspek baik di pulau Jawa maupun nasional. Termasuk sebagai solusi alternatif permasalahan yang ada di Jalur Pantura itu sendiri.

Pembangunan Tol Trans Jawa direncakan menghubungkan ujung Barat Merak sampai ujung Timur Banyuwangi sepanjang 1.150 KM. Hingga April 2019, Tol Trans Jawa yang sudah terhubung dan resmi beroperasi yaitu jalan tol dari Merak ke Pasuruan sejauh 933 KM. Rencananya, masih terus dilanjut jalan Tol Pasuruan-Banyuwangi yang akan beroperasi pada 2021.

Setidaknya, dibutuhkan enam masa kepemimpinan Presiden untuk membangun jalan tol ini mulai dari era presiden Soeharto pada tahun 1978 dan masih berlangsung hingga sekarang di era presiden Jokowi.

"Jalan Tol Trans Jawa melancarkan perjalanan angkutan orang dan logistik di Pulau Jawa, menghidupkan perekonomian di daerah-daerah yang dilaluinya" ungkap presiden Jokowi.

Selain jalannya yang mulus, lebar, lancar, dan pemandangannya indah Tol Trans Jawa ini dapat memberikan efek positif terhadap perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. Perjalanan akan lebih cepat dibandingkan melalui Jalur Pantura dan tidak membutuhkan waktu yang lama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun