Mohon tunggu...
Luthfia Annisa Zahra
Luthfia Annisa Zahra Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kendala Guru Menghadapi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)

14 Desember 2020   06:00 Diperbarui: 14 Desember 2020   06:03 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejak diputuskannya pembatasan sosial berskala besar (PSBB) pada Maret 2020 lalu. Hal itu membuat proses pembelajaran di sekolah dihentikan untuk menghindari penyebaran Covid-19. Para guru dipaksakan untuk melakukan proses pembelajaran dari rumah dengan daring.

Hal itu juga menuntut para guru untuk mengerti media elektrotik dalam proses pembelajaran, baik itu untuk media mempelajaran, mengumpulan tugas, ataupun untuk pengisian rapor elektronik. Sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik walau terhalang oleh jarak.

Pembelajaran secara daring juga mengubah pola pikir dan metode mengajar seorang guru. Biasanya guru yang memberi materi dengan berdiri di depan kelas dan memaparkan materi secara tatap langsung dengan muridnya.

Kini guru memberikan materi hanya dengan cara menatap layar dibalik gawai dan juga laptopnya. Banyak pula guru yang mengubah metode yang biasanya memberikan tugas tertulis kini juga terdapat guru yang mengubahnya menjadi problem solving atau penyelesaian masalah berkelompok.

Dilihat dari sisi seorang guru yang biasanya hanya mengajar dan juga menjadi orang tua di sekolah. Sebenarnya pembelajaran jarak jauh ini juga tidak hanya membebani pikiran murid yang diberikan tugas oleh gurunya. Guru yang kini mengajar dari rumah dengan daring juga memiliki kendala tersendiri dalam melaksakannya. Kendala yang dirasakan oleh guru diantaranya;

1. Diwajibkan untuk Mengerti Teknologi

Dengan keadaan pembelajaran yang dilaksanakan secara daring membuat guru harus mengerti cara mengoperasikan teknologi informatika dan komunikasi (TIK). Proses pembelajaran jarak jauh tidak dapat dijauhi dari yang namanya pemanfaatan teknologi informasi dan informatika. 

Karena proses pembelajaran jarak jauh akan membutuhkan bantuan sistem yang dapat mempertemukan murid dan pengajar tanpa harus bertatap muka secara langsung, tanpa harus mengurangi kewajibannya sebagai pendidik yang harus memaparkan materi terhadap muridnya.

2. Sulit Mengimbangi Waktu sebagai Anggota Keluarga dan Juga Pendidik

Dalam hal ini, tentunya seorang guru banyak yang sudah berkeluarga. Maka dari itu, seorang guru yang sudah berkeluarga harus membagi waktu ketika bersama dengan keluarganya dan juga ketika sedang berkutat dengan pekerjaannya sebagai guru yang tidak memakan waktu sedikit karena banyak yang harus dilakukan dengan pekerjaan yang dilakukan secara daring.

Ketika seorang pendidik sedang melakukan pekerjaannya sebagai guru yang sedang menjelaskan materi pembelajaran sering kali guru tersebut mendapat gangguan eksternal. Seperti halnya anaknya yang sedang mengajak berbicara atau suara gaduh yang berasal dari tempat guru tersebut berada dan sebagainya.

3. Penggunaan Kuota Internet yang Berlebih

Dengan pembelajaran jarak jauh seperti yang dikatakan pada poin satu tidak jauh dari teknologi informasi dan informatika. Ketika sedang melakukan pembelajaran jarak jauh tentunya sebagai guru membutuhkan yang namanya gawai atau laptop yang digunakan sebagai media pembelajaran jarak jauh.

Hal itu juga membutuhkan kuota internet untuk mengoperasikan internet. Kuota internet sendiri memakan banyak pengeluaran. Namun, hal ini dapat diatasi oleh pemerintah dengan bantuan kuota pembelajaran setiap bulannya. Tapi kuota pembelajaran yang diberikan pemerintah kadang kala tidak mencukupi untuk proses pembelajaran.

Hal ini dibutuhkan oleh guru untuk media pembelajaran karena pembelajaran jarak jauh membutuhkan sistem yang dapat mempertemukan murid dan pengajar tanpa harus bertatap muka secara langsung. Seperti media GoogleMeet atau Zoom yang harus dilakukan berulang kali dengan jadwal diberbagai kelas.

4. Gangguan Jaringan atau Sinyal

Seperti halnya poin di atas, dalam proses pembelajaran guru membutuhkan kuota internet dan tentu saja dengan jaringan yang memadai. Namun, tidak semua guru tinggal di daerah yang terjangkau dengan jaringan yang bagus. Hal ini menyebabkan banyaknya gangguan ketika sedang memberi materi pembelajaran.

Seperti halnya ketika sedang memberi pelajaran dengan daring menggunakan media GoogleMeet atau Zoom seorang guru yang kehilangan jaringan di gawai atau laptopnya.

Dengan sistem internet dan jaringan yang seperti itu membuat guru keluar dari ruang belajar secara otomatis. Sehingga waktu pendidik menjelaskan berkurang dengan gangguan jaringan. Serta mengharuskan guru bergabung ulang dengan ruangan tersebut.

5. Silabus normal yang masih diberlakukan

Jarang sekali sekolah yang menggunakan silabus darurat, menyebabkan para guru menggunakan kembali silabus normal. Sehingga guru banyak yang kewalahan dengan proses pembelajaran karena hal itu membuat guru harus memenuhi silabus normal dengan waktu yang terbatas.

Seperti halnya ketika pendidik sedang mengejar materi pembelajaran untuk menuntaskan silabus normal untuk satu semester untuk ujian akhir semester dengan waktu pertemuan yang dipersingkat. Hal itu tentu saja menjadi kendala untuk guru karena tidak dapat memaparkan materi secara jelas pada muridnya. Sehingga menjadi kekhawatiran guru jika murid mengalami kesulitan untuk mengerjakan soal yang akan diujikan saat ujian  akhir semester.

6. Murid yang Tidak Kondusif Saat Pembelajaran

Dalam hal ini, sering kali ketika guru sedang memberi materi pelajaran murid tidak menyimaknya. Dengan banyaknya gangguan eksternal sehingga fokus murid dalam menyimak terganggu.

Seperti halnya, ketika pembelajaran sedang berlangsung murid tidak menghidupkan kamera dan lebih memilih memaikan gawai pintarnya serta murid tidak mendengarkan materi yang diberikan guru dan lebih memilih untuk kembali tidur hal itu membuat kendala besar karena pembelajaran jarak jauh, guru tidak dapat mengontrol langsung seperti ketika belajar secara tatap muka.

7. Kurangnya Bimbingan Orang Tua Terhadap Murid

Dalam pembelajaran jarak jauh orang tua memiliki peran penting. Orang tua dituntut untuk mengawasi anaknya ketika belajar dari rumah secara daring. Karena orang tualah yang bersama anaknya ketika pembelajaran jarak jauh. Maka dari itu, para guru membutuhkan peran orang tua untuk mengawasi dan memberi arahan jika anaknya mengalami kendala dalam proses pembelajaran.

Namun, hal ini sering kali diabaikan oleh para orang tua. Sehingga guru sering mendapati murid meninggalkan jadwal proses pembelajarannya dan juga meninggalkan tugasnya. Membuat guru kewalahan dengan muridnya ketika harus mengolah nilai untuk mengisi rapor. Jika peserta didik telat mengumpulkan tugasnya maka pendidik harus terus menerus mengingatkannya.

Di atas adalah beberapa kendala yang dirasakan oleh guru selama pembelajaran jarak jauh. Banyak guru yang mengharapkan untuk kembali belajar secara tatap muka. Karena selain kondisi yang lebih kondusif saat belajar di dalam kelas, murid juga dapat menyimak materi lebih baik saat kegiatan belajar secara tatap muka.

Kekhawatiran akan wacana belajar secara tatap muka juga tidak dapat dimungkiri karena guru khawatir akan kondisi kesehatan siswa-siswi, jika pembelajaran tatap langsung terjadi kembali pada Januari 2021 dan kondisi Covid-19 yang belum stabil serta vaksin belum ditemukan, maka usaha untuk menghentikan penyebaran Covid-19 dari awal Maret 2020 akan sia-sia.

Maka dari itu, para guru mengharapkan keadaan lekas membaik dan vaksin dapat segera ditemukan demi kelangsungan pendidikan yang berkualitas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun