Resume pertemuan kedua Filsafat Dakwah
Mengutip dari artikel kompasiana yaitu bapak Drs. Study Rizal LK. M.Ag yang berjudul Belajar dari Nepal: Demokrasi yang Berdarah
Nepal menghadapi masalah besar karena pemerintahnya melarang beberapa media sosial. Larangan ini memicu protes besar dari ribuan orang. Bagi mereka, ini bukan cuma soal internet, tapi simbol bahwa pemerintah makin membatasi kebebasan rakyat.
Pemerintah menanggapi protes ini dengan kekerasan, seperti gas air mata dan peluru, yang bahkan memakan korban jiwa. Padahal, larangan media sosial hanyalah pemicu. Akar masalah sebenarnya adalah kekecewaan rakyat terhadap:
Korupsi yang sudah sangat parah, Nepotisme (pilih kasih) yang menutup kesempatan, kesenjangan sosial yang makin lebar
Media sosial menjadi tempat di mana rakyat bisa menyuarakan keluhannya. Ketika media sosial ditutup, artinya pemerintah memutus komunikasi dengan rakyat. Tragedi ini menunjukkan kegagalan pemerintah dalam berkomunikasi. Pemerintah memilih untuk menutup ruang dialog dan hanya menggunakan kekuasaan.
Pelajaran untuk Semua Negara
Keputusan pemerintah Nepal untuk akhirnya mencabut larangan itu sudah terlambat. Luka yang ada sudah terlalu dalam dan meninggalkan trauma. Peristiwa ini menjadi pengingat bagi semua negara, termasuk Indonesia, bahwa:
1. Demokrasi tidak bisa hidup tanpa adanya keberanian untuk mendengarkan.
2. Suara rakyat adalah fondasi negara. Mengabaikannya sama saja dengan meruntuhkan kepercayaan dan legitimasi pemerintah.
3. Negara yang menolak kritik sejatinya sedang menolak rakyatnya sendiri.
4. Kekerasan sebagai jawaban atas kritik hanya akan menghancurkan demokrasi.
Pada akhirnya, tragedi berdarah di Nepal ini seharusnya menjadi pelajaran berharga bagi dunia: demokrasi tidak akan bertahan jika komunikasi antara pemerintah dan rakyat gagal total.
Demikian resume saya untuk mengganti pertemuan online pada pertemuan kedua dalam mata kuliah Filsafat Dakwah. Mohon maaf apabila ada kekurangan dalam tulisan saya
Luthfiah Nur Falaqih
NIM: 12405041040036
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI