Mohon tunggu...
Lusy Mariana Pasaribu
Lusy Mariana Pasaribu Mohon Tunggu... Ada beberapa hal yang dapat tersampaikan tentang apa yang dirasa dan dipikirkan

Memerdekakan hati sendiri itu penting!

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sejarah Perempuan Itu

14 Maret 2025   22:00 Diperbarui: 14 Maret 2025   22:11 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada suatu hari ia dilahirkan, hari keenam belas di bulan ketiga, dan tanpa pemberitahuan pada suatu hari pula ia menjadi berbeda. Ia menjadi penghuni kisah-kisah rumah tanpa jendela, perempuan itu pucat, kusut dan gemetar, lama ia ingin mengakhiri patah hati yang bersemayam, lagi-lagi gagal.

Malam ini, hari keempat belas bulan ketiga, hari kedua yang tersisa sebelum ulang tahun perempuan itu, ia berjanji pada diri sendiri untuk tidak mengusik yang tidak perlu diusik, lebih baik diam daripada menyakiti diri sendiri.

Sejarah perempuan itu adalah sejarah yang penuh kekelaman, keraguan yang berlebih, karena ia sering kali diliputi perasaan-perasaan yang rumit. Misalnya seperti rindu di rumit cemburu, seperti juga hantu-hantu yang berkeliaran di kepala perempuan itu, seperti pertanyaan-pertanyaan bodoh yang harusnya tidak ada karena bagaimanapun tidak akan pernah menemukan jawaban. Tapi entah kenapa malam ini, perempuan itu disadarkan jika ia memang harus berjuang setidaknya untuk dirinya sendiri, walau sesakit dan semengerikan apapun yang akan dilalui pun dihadapi kedepannya,  sebab memang tidak mungkin orang lain yang berjuang untuk diri perempuan itu.

Dan sudah seharusnya, perempuan itu harus mengamini dan mengimani yang baik dalam hidup. Perempuan itu adalah pohon anggur yang harus riap tumbuhnya,  berproses dan tumbuh dengan benar.  Apapun keadaan perempuan itu saat ini, tak ada yang perlu disesali dan tak ada yang perlu disalahkan, itu adalah jejak yang harus dijalani dan itu adalah sejarah perempuan itu, sejarah yang harus diisi dengan narasi-narasi yang memberikan value dan tenang teduh. Selagi bisa memperbaiki diri maka perbaiki.

Selamat menikmati usia yang baru untuk perempuan itu. Dan boom, masih berharap ada ledakan yang berisi kebaikan demi kebaikan untuk sejarah perempuan itu.

***

Rantauprapat, 14 Maret 2025

Lusy Mariana Pasaribu 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun