Mohon tunggu...
Lusy Mariana Pasaribu
Lusy Mariana Pasaribu Mohon Tunggu... Dosen - ***

Memerdekakan hati sendiri itu penting!

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Lingkaran Kelam Bidadari Tanpa Sayap

18 Oktober 2022   07:10 Diperbarui: 18 Oktober 2022   07:29 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ini kisah kamu, perempuan yang dijadikan bidadari tanpa sayap.


Tadinya kamu dijadikan bidadari tanpa sayap, memberikan ruang yang layak huni, penuh tawa dan tenang teduh. Pernah lama terharu akan kebaikan hati itu. Kini, bidadari tanpa sayap seperti kamu benar-benar berlayar pada kata entah. Mengecewakan.

Ternyata seperti ini yang menjadi realita. Ya, kamu adalah lingkaran kelam bidadari tanpa sayap. Memberi ekspektasi namun kini hadir dalam berbagai-bagai huruf-huruf mati hingga menghancurkan. Tak ada lagi kata-kata positif nan berenergi yang hadir.

Kamu bidadari tanpa sayap seperti kacang yang lupa pada kulitnya, kini kamu lebih dominan untuk menjadi penghancur, pembunuhan karakter. Mengerikan. Tak ada lagi kontribusi baik yang dapat terbangun. Buat jiwa tak sehat dan tak tenang. Boom, kamu ledakan besar yang membawa luka. Sikap dan ucap yang bodo amat membuktikan bahwa kamu itu kehilangan yang tidak seharusnya disesali.

Sejak lingkaran kelam kamu sebagai bidadari tanpa sayap terbuka, lebih baik membisu dari pada bertengkar apa lagi lesap dari menjaga kesehatan perasaan. Harus berkompromi pada realita dan menerima kegagalan yang telah menjadikan kamu seorang bidadari tanpa sayap.

Terhadap hal-hal yang didengar dan dirasa dari kamu, belajar juga tak menjadi pembenci, walau demikian menyulitkan bukan berarti tidak bisa. Tak mau membasahi diri dalam budak nafsu amarah. Masih ada harapan baik yang harus dipelihara dan tidak boleh tersesat bersama lingkaran kelam bidadari tanpa sayap yang pernah dibiarkan menguasai hati dan pikiran.

***
Rantauprapat, 13-17 Oktober 2022
Lusy Mariana Pasaribu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun