Mohon tunggu...
Lusy Mariana Pasaribu
Lusy Mariana Pasaribu Mohon Tunggu... Dosen - Ada beberapa hal yang dapat tersampaikan tentang apa yang dirasa dan dipikirkan

Memerdekakan hati sendiri itu penting!

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Basah oleh Hujan dan Perempuan Itu

2 Oktober 2022   15:37 Diperbarui: 2 Oktober 2022   22:58 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di bawah guyuran shower kamar mandi, perempuan itu merdeka menjadi diri sendiri. Hari ini tanpa menabur ia menuai bencana. Good bye tenang teduh.  Lebih condong pada hal yang bukan bagian utama, perempuan itu yang menanggung resiko.

Basah oleh hujan, hujan air mata. Ada sang perusak menghampiri. Ia tak bebas dari jeratan tebang pilih, tak menikmati damai sejahtera. Duka di tiga puluh empat tahun, masih terus belajar untuk pembiasaan terhadap penerimaan.

Letak bahagia perempuan itu di mana? Huft, ia harusnya bisa menafsirkan sendiri. Tak ada guna dari menciptakan tragedi untuk diri sendiri, ibarat prosa patah hati yang panjang kali lebar tapi hanya diabaikan karena tak pernah terbaca.

Namun, begitulah perempuan itu hari ini. Gagal bertumbuh, dan akhirnya dikendalikan amarah. Dan perempuan itu pun berdarah, menyakiti diri sendiri. Mungkin bila nanti, patah hati dapat terkontrol ia akan kembali menjadi perempuan yang mampu menghidupi hidup dengan segala sesuatunya.

Entah kehadiran perempuan itu pernah dianggap sebagai hadiah atau tidak. Hanya ia yang berbeda, banyak air mata, banyak persembunyian bahkan penolakan.

Siapa yang harus disalahkan?

Tak pernah ada yang benar-benar memahami, yang memberi hati untuk menerima keberadaan diri yang berbeda dan penuh disabilitas.

Basah oleh hujan dan perempuan itu. Kisah hari ini. Ia bukan pemberi maaf yang baik tapi yang sebenarnya  ia pun tidak akan pernah menerima maaf atas keberadaan yang terjadi.

Well, perempuan itu hari ini adalah huruf-huruf mati yang terbuang. Seperti puing-puing yang usang, diri tanpa hati dan kepala.


***
Rantauprapat, 02 Oktober 2022
Lusy Mariana Pasaribu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun