Mohon tunggu...
luqman hakim
luqman hakim Mohon Tunggu... Freelancer - Be Better

Be Better

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Catatan di Atas Nota #1

17 Agustus 2022   08:48 Diperbarui: 17 Agustus 2022   08:50 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak sedang ingin mencari
Atau menemukan sesuatu
Atau menjawab pertanyaan
Mencoba melawan arus takdir
Hanya menjalani tanpa Tanya
Mengikis waktu perlahan
Berharap tapi tidak banyak
Hati yang penuh rasa beragam
Saling distorsi di sekian eksistensi
Membagi ke dalam relung relung
Dalam, meresap di setiap pori
Membangkitkan kuduk
Merespon suhu di sekitar
Menyebarkan haru di segala penjuru
Rasakanlah "DIA"

Babarsari, 9 Agustus 2022

Perjalanan dimulai dari tertunduknya mata pada ujung kaki yang menghitam oleh debu-debu jalanan
Menatap langkah demi langkah pasti menuju satu persinggahan menuju persinggahan berikutnya
Mata tertegun pada lalu lalang kendaraan
Seliweran itu tak mengganggu lamunanku tentang hidup
Tersenyum samara akan menyedihkannya hidup ini
Akankah terus bergantung belas kasihan orang lain ???

Babarsari, 10 Agustus 2022

Ada bagian diri yang tak ingin kalah
Di lain waktu Ia tetap menyadari
Bahwa salah dan kalah adalah bagian dari rasa
Tanyakan mengapa ini sering terjadi?
Semua telah ada dalam darah
Mengemis rasa iba
Bergantung pada raga lain
Darah ini kotor tak tersucikan
Lantas siapa yang harus disalahkan? Takdirkah?
Tuhankah?
Masihlah kita seorang hamba

Babarsari, 11 Agustus 2022

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun