Mohon tunggu...
Luna Septalisa
Luna Septalisa Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar Seumur Hidup

Nomine Best in Opinion 2021 dan 2022 | Penulis amatir yang tertarik pada isu sosial-budaya, lingkungan dan gender | Kontak : lunasepta@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Kekhawatiran, Dilema dan Sisi Lain yang Perlu Dibicarakan Terkait Resesi Seks

19 Desember 2022   05:30 Diperbarui: 19 Desember 2022   12:55 981
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi resesi seks (Sumber: shutterstock)

Sejumlah negara, seperti Tiongkok, Jepang, Korea Selatan hingga Amerika Serikat (AS) dalam beberapa tahun ini disebut telah mengalami resesi seks. 

Pemerintah negara-negara tersebut mengalami kekhawatiran akan minimnya penduduk usia produktif yang bisa berpengaruh terhadap perekonomian nasional. Bahkan, di beberapa negara yang angka pertumbuhan penduduknya minus, pemerintah rela mengeluarkan insentif bagi pasangan yang mau punya anak. 

Sementara itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) belum lama mengumumkan jumlah penduduk dunia saat ini telah mencapai 8 miliar jiwa. Pertambahan penduduk dihadapkan pada berbagai permasalahan, baik pangan, air bersih, energi, kesehatan maupun ekologi. 

Bukankah kondisi ini jadi dilematis, mengingat di satu sisi sumber daya alam semakin terkuras bahkan cenderung meningkatkan eksploitasi untuk mencukupi kebutuhan seluruh penduduk bumi. Belum menghitung potensi kerusakan ekologis akibat aktivitas manusia. Sementara di sisi lain, negara butuh generasi-generasi penerus, penduduk usia produktif lebih banyak agar roda perekonomian tetap berputar dan ekonomi bisa tumbuh. 

ilustrasi menurunnya minat pasangan untuk berhubungan seks (resesi seks)-photo from pexels
ilustrasi menurunnya minat pasangan untuk berhubungan seks (resesi seks)-photo from pexels

Indonesia, negara dengan jumlah penduduk terbanyak ke-4 dunia, juga disebut berpotensi mengalami resesi seks, meski tidak dalam waktu dekat. Memang apa itu resesi seks? Hal penting apa yang juga perlu dibicarakan terkait resesi seks? 

Pengertian Resesi Seks

Istilah resesi seks pertama kali disebut-sebut oleh editor senior jurnal The Atlantic, Kate Julian pada 2018 dalam sebuah artikel yang membahas tentang resesi seks di AS. Resesi seksi adalah istilah yang merujuk pada penurunan rata-rata jumlah aktivitas seksual yang dialami suatu negara sehingga mempengaruhi tingkat kelahiran yang rendah. 

Saat itu, Kate menyebut tren remaja dan dewasa muda di AS yang melakukan aktivitas seksual lebih rendah dibandingkan generasi sebelumnya menjadi pemicu resesi seks. Kate merujuk hal ini pada kebiasaan dan kecenderungan toleransi yang besar terhadap seks sebelum menikah. 

Kemungkinan-kemungkinan lain yang memicu resesi seks di AS juga diungkapkan oleh Kate, seperti konsekuensi dari budaya hookup, tekanan ekonomi, tingkat kecemasan yang tinggi, kelemahan psikologis, meluasnya penggunaan obat antidepresan, faktor lingkungan, pertimbangan karier, munculnya orientasi seksual yang beragam dan sebagainya. 

Penganut pro life meyakini bahwa salah satu tujuan pernikahan adalah membentuk keturunan dan keluarga. Oleh karena itu, keengganan untuk menikah dan memiliki anak bisa dianggap menyalahi kodrat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun