Mohon tunggu...
Krismas Situmorang
Krismas Situmorang Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger Indonesia

Teacher, Freelancer Writer

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sisi Lain Pengalaman Saat Idul Fitri

12 April 2024   12:11 Diperbarui: 15 April 2024   17:38 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar rukun bersaudara, sumber: https://bobo.grid.id/read/083591418/4-cara-hidup-rukun-yang-bisa-dicontoh-materi-kelas-3-sd-tema-4?page=all

Dua hari pada masa Lebaran tahun ini saya isi dengan kunjungan ke beberapa keluarga yang lebih tua. Maklum, kami adalah anak paling akhir (bungsu). Tentu, menjadi kewajiban kami untuk datang ke tempat keluarga yang lebih tua. 

Anggota keluarga besar kami cukup beragam. Keluarga inti berasal dari suku Jawa. Anak menantu ada yang berasal dari Makasar, Batak, Tionghoa, dan Betawi. Soal keyakinan, kebetulan dalam keluarga kami hanya ada Islam dan Katolik. Kebiasaan yang masih bertahan dalam keluarga besar sejak masih kecil adalah saling mengunjungi anggota keluarga lain saat merayakan hari besar, baik Idul Fitri atau Natal. 

Tempat yang kami datangi tidak terlalu jauh, masih terbilang dalam area sekitar Bogor, Bekasi dan Cikarang. Hambatannya adalah kepadatan dan beberapa titik kemacetan di beberapa ruas jalan utama dan tol. Kami harus berbaur dengan masyarakat lain yang mempunyai maksud dan tujuan yang sama, yaitu silaturahmi.

Tak lupa, kami membawa oleh-oleh sebagai buah tangan seperti kue-kue dan buah-buhanan untuk diberikan kepada keluarga yang dikunjungi. Tentu, tidak lupa amplop kecil berisi uang yang akan dibagikan kepada anak-anak. 

  ║Baca juga: Memberi Tanpa Menerima

Oleh-oleh yang kami bawa sebenarnya tidak mahal kalau dibeli pada masa biasa. Tetapi menjadi mahal karena dibeli di tengah suasana hari raya. Ya, tidak apa-apa, berbagi rezeki tentu baik. Rezeki tidak boleh ditahan-tahan, dan harus disalurkan kepada orang lain juga.

Keluarga yang kami kunjungi sangat gembira menyambut kedatangan kami. Kakek nenek bertemu anak dan cucu. Om dan tante bertemu keponakan, kakak bertemu dengan adik, sepupu bertemu dengan sepupu. Tentu, situasi ini sangat menyenangkan. Maklum, situasi seperti ini sangat langka bagi orang-orang yang hidup di kota megapolitan.

Hidup di tengah kota megapolitan bak makan buah simalakama. Tantangan di tengah kesibukan dalam memenuhi kebutuhan hidup saat ini dan di masa depan, tuntutan pekerjaan dan pendidikan, serta kewajiban memenuhi kebutuhan sosial membuat masyarakatnya harus berjuang ekstra keras dalam membagi waktu. 

BERKAT YANG HARUS DISYUKURI

Dua hari yang berharga ini memberi pelajaran berharga bagi saya secara personal maupun bagi anggota keluarga lainnya. Bincang-bincang lepas kangen antar anggota keluarga menghantar kami pada suatu topik yang sungguh-sungguh kami sepakati dengan hati yang rendah dan terbuka. Bahwa, keutuhan keluarga sebagai bentuk kepercayaan dari Sang Pencipta bagi kehidupan kami harus kami jaga dengan utuh. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun