Mohon tunggu...
Luna Septalisa
Luna Septalisa Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar Seumur Hidup

Nomine Best in Opinion 2021 dan 2022 | Penulis amatir yang tertarik pada isu sosial-budaya, lingkungan dan gender | Kontak : lunasepta@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Narasi Kosong

14 Juni 2020   06:25 Diperbarui: 14 Juni 2020   06:32 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Victor from pexels

Kita sudah kenyang dicekoki narasi-narasi kelewat utopis, yang hanya berguna sebagai dongeng pengantar tidur setelah lelah menangis

Hidup ini makin penuh dengan komedi, hingga kita terlatih untuk menertawakan para pemain. Bahkan mengundang mereka untuk tertawa atas luka yang kita biarkan terbuka. 

Bukankah ini skenario yang sempurna?
Miris!

Kembalikan...
sekeping harap yang jatuh dari langit-langit angan
Kita tidak tahu berapa banyak omong kosong yang kita yakini sebagai kebenaran
Tanpa sadar
Tanpa pernah bertanya mengapa
Dan kita perlu merawat ingatan
untuk tidak mengulang kebodohan yang sama

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun