Mohon tunggu...
Dina Nuriza
Dina Nuriza Mohon Tunggu... Guru - By Blank

Owner By Blank Nastar Premium Banyuwangi ~ Handmade with love✨

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Riwayat Langgar Kosong Sriani

11 Maret 2024   11:10 Diperbarui: 11 Maret 2024   12:41 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di jalan depan pelataran Kamsadi, dulunya tugu selamat datang menuju pasar Senen. Kini bangkai tugu tinggal tersisa satu cagak sebelah kiri yang dirambati daun ivy. Sudah dua puluh tahun Sriani hidup berdua dengan sang emak di rumah dekat langgar kosong. Dulu langgar itu masih ramai oleh orang-orang jamaah desa. Sekarang dijadikan gudang perabot rusak yang sayang dibuang. Tak ada yang mau lagi mengunjungi langgar tersebut sejak kematian bapak. Nama baik keluarga Sriani jadi buruk setelah warga enggan berjamaah disana. Desas-desus kisah bapak merebak hingga mereka sekedar mampirpun enggan.

Langgar Sriani dulunya primadona warga sekitar, para jamaah suka berlama-lama disana. Setidaknya setiap kali adzan, mereka berbondong-bondong datang berebut shaf terdepan. Sehabis asar ramai anak-anak kecil mengaji pada bapak. Bapak dikenal sebagai pentolan desa meski bukan kamituwo ataupun lurah. Bapak hanya pengabdi agama dalam naungan Nahdlatul Ulama kala itu. Warga sekitar mempercayai semua omongan bapak bakal terjadi. Si pahit lidah katanya. 

"Gak usah cuci baju, besok hujan seharian, Mak"

"Kalau kandang diletakkan disini, cepet habis ayammu. Banyak musang berkeliaran di daerah ini"

"Lama-lama diangkat jadi carik kamu setelah kawin nanti"

Dan semua ucapannya dipatuhi warga. Mereka meyakini Bapak si pahit lidah dengan ucapan yang bakal terjadi. Banyak warga dari desa sebelah datang untuk mempertanyakan tentang kiat-kiat sukses, punya istri, anak, dan segala keluhan rumah tangga.

Sriani tahu satu hal, bapak tidak pernah meramal apapun untuk orang yang mempertanyakan masa depannya. Bapak tidak pernah melakukan hal yang bisa menerawang masa depan orang. Toh dirinya saja masih kalang kabut dengan masa depannya sendiri. Kalang kabut cari duit untuk keluarga, kok enaknya orang-orang datang cari kiat-kiat sukses ke bapak. Sriani bingung sendiri.

Memang saat-saat tertentu bapak lah sang penyembelih handal hewan kurban. Dikata tidak menyakiti, sekali tebas langsung mati, dan hasilnya tidak berbau. 

Ada orang bangun rumah pun selalu bapak yang dicari. Untuk didoakan dan syarat-syarat tertentu apa saja yang harus dilakukan sebagai tuan rumah dalam masa pembangunan. Perhitungan pembangunan rumah yang dilakukan bapak sudah diatur dalam kejawen -- ilmu Jawa. Dianjurkan pada bulan-bulan baik seperti Rabiul Awal, Syakban, Dzulkaidah dan Dzulhijah. Jika tetap ingin dilakukan pada bulan selain empat bulan tersebut maka harus dilakukan ritual buka tableg.

Bapaklah pemimpin buka tableg mewakili tuan rumah menyampaikan tujuan buka tableg dengan bacaan surah Al-Fatihah dilanjut sholawat nabi dan berdoa semoga mendapat keridaan Allah SWT. Keinginan bapak tak pernah muluk-muluk, warganya guyub rukun saling menolong dan membantu. Pembangunan rumah adalah bukti bahwa manusia pasti butuh bantuan oleh sesama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun