Tujuh tahun lalu, kita merasakan euforia yang sama. Sebelum langkah kaki menuntun kita pada jalan yang berbeda. Pada suatu ketika kau mengatakan bahwa kau rindu tegur sapa dan canda tawa yang tak tersekat dunia maya. Setidaknya seperti saat kita masih di bangku SMA.Â
Aku belajar darimu cara untuk tersenyum meski di hari-hari paling muram sekalipun. Ya, kau baru saja melemparkan aku dalam mesin waktu. Berhenti tepat saat kita berumur belasan tahun.Â
Awal Juni, kupikir aku akan mampu mengucapkan selamat tinggal pada Mei, untuk meniti detik hingga tanggal 30 nanti. Lalu, mengapa obituari itu harus menikamku sepagi ini?Â
01/06/2020
*) Ditulis untuk mengenang seorang sahabat semasa SMA yang baru saja "pergi" hari ini