Mohon tunggu...
Luluk Marifa
Luluk Marifa Mohon Tunggu... Penulis - Read, read and read. than write, write and write.

Menulislah, hingga kau lupa caranya menyerah dan pasrah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Akhir Kenang

25 Januari 2021   18:03 Diperbarui: 25 Januari 2021   18:07 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Akhir kenang

 

Lampau, tertulis  sebait rasa

Lusuh dalam secarik kertas tanpa warna

Mengusik atma menimang kesendirian

Akan tambatan tak jua mengerti keadaan

Menuntut  pada  lambai penerimaan

                Hari terlampaui, sedikit mengusik

                Relung  berseru berbisik

                Akan ada penantian tanpa kepastian

                Pada ia yang begitu percaya akan kesetiaan

Tak peduli akan dugaan penghianatan

Lampau, pada sebersit tatapan singkat

Tergurat ingin memandang lekat

Meminta diri membersamai

Tak izinkan raga  menjauh pergi

Meski alasan itu menggenggam mimpi

                Pada seulas senyum sebait rasa itu tergantikan

Mengulum jarak siapa dapat bertahan

Pada kuatnya sebuah godaan

Tentang hasrat yang tak lagi dapat terlukiskan

Pada seonggok rindu tanpa pertemuan

Rasa itu terganti pada yang datang kemudian

Pada akhir yang terukir

Menilik balik takdir menguji

Lampau sebatas kenang dalam memori

Akan yang  terakhir berakhir

Belitang, 15 November 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun