Mohon tunggu...
Luki Prasetya
Luki Prasetya Mohon Tunggu... Animator - Manusia biasa

Tidak ada ilmu yang tak berguna

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Bangkitnya Pahlawan Perisai (Chapter 1)

13 Februari 2020   12:15 Diperbarui: 13 Februari 2020   18:24 670
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rekan-rekanku yang blak-blakan mengeluh saat mereka meninggalkan ruangan dan berjalan kearah yang ditunjukkan. Aku nggak mau ditinggal sendirian, jadi aku mengikuti mereka.

Kami berjalan keluar dari ruangan reduo itu dan menuju ke lorong yang terbuat dari batu. Gimana ya aku harus menggambarkannya? Udaranya terasa segar... dan aku nggak bisa memikirkan kata-kata lain untuk menggambarkannya. Kosa kataku nggak ada yang cocok. Kami bisa melirik keluar jendela, dan pemandangannya membuat kami terkesiap.

Awannya sangat tinggi, tinggi sekali di langit sejauh kau bisa memandang. Dibawah kami, sebuah kota membentang dari bangunan tempat kami berada, semua rumah berbaris rapi, sama seperti salah satu kota Eropa yang akan kau lihat di brosur perjalanan. Aku ingin berhenti sejenak untuk menikmatinya, tapi nggak ada waktu. Kami harus bergegas ke ruang tahta.

"Huh, jadi anak-anak ini adalah keempat Pahlawan Suci?"

Seorang pria yang kelihatan penting tengah duduk di singgasana. Dia membungkuk kedepan saat berbicara. Dia nggak memberi kesan pertama yang bagus untukku. Aku aku nggak bisa begitu saja membiarkan orang yang merendahkan martabat.

"Namaku Aultcray Melromarc XXXII, dan aku memerintah negeri ini. Para Pahlawan, tunjukkan wajah kalian padaku!"

Aku hampir berteriak pada dia agar diam, tapi aku berhasil menahan diriku tepat waktu. Kurasa dia adalah seorang penguasa, dan dia kayaknya seorang raja.

"Nah sekarang, aku akan memulai dengan sebuah penjelasan. Negara ini, tidak, seluruh dunia ini berada di ambang kehancuran."

Kayak seperti pengenalan yang megah. Orang-orang yang bersamaku berbicara. "Yah, kurasa itu masuk akal, mengingat kau memanggil kami dari dunia lain."

"Ya. Sepertinya."

Aku akan mencoba meringkas cerita sang raja:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun