Mohon tunggu...
Lukas SungkowoJoko Utomo
Lukas SungkowoJoko Utomo Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Penulis buku

Katekis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Simbok Payun

7 Juni 2023   08:19 Diperbarui: 7 Juni 2023   08:39 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Oke, saya akan terbuka saja ya, kamu kan sudah dua puluh dua tahun, sudah cukup dewasa untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya tentang dirimu," jawabnya.

"Berdasarkan hasil pemeriksaan ini, kamu ada hermiatrovicaciribri kiri, itu semacam pengerutan otak kecil," Kata dokter tersebut.

Aku masih diam menunggu penjelasan lebih lanjut, meskipun tidak akan paham benar apa yang dijelaskan.  Bahkan mungkin untuk menuliskan nama penyakitnyapun aku salah.

"Intinya gini, ini agak sulit disembuhkan, meskipun dengan minum obat, tetapi bisa diperlambat," jelas dokter Andika

"Apa yang akan terjadi pada saya untuk selanjutnya, Dok?" tanyaku.

"Kalau seperti ini, saya tidak terlalu bisa menjelaskan ya, bingung juga saya, tapi kalau saya lihat hasil ini, mungkin kamu masih punya waktu barang tiga tahun," jawabnya.

Aku menatap dokter Andika yang diam setelah memberikan penjelasan kepadaku.  Rasanya aku ingin protes dengan apa yang dikatakan.

"Dengan peralatan canggih yang dimiliki rumah sakit ini, apakah tetap tidak bisa membantu saya, dok? Tanyaku.

"Mungkin untuk saat ini kami belum bisa berbuat banyak, Lukas.  Itulah keterbatasan kami sebagai manusia.  Kami hanya alat yang dipergunakanNya, tapi semuanya ada dalam genggamanNya." jawab Dokter Andika

Aku terdiam mendengar penjelasan itu, banyak hal yang terpikir dalam benakku.  Ada ketakutan, kekuatiran, tetapi juga kemarahan.

"Tiga tahun, waktuku masih tiga tahun. Kalau begitu buat apa aku setiap hari minum obat seabrek jika ternyata tidak mampu menyembuhkanku?" tanyaku dalam hati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun