Mohon tunggu...
Luh Eka Angelia
Luh Eka Angelia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Luh Eka Angelia.PM

Prodi Bimbingan Konseling Islam

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pandangan Ibnu Sina Terhadap Psikologi

18 Januari 2022   12:07 Diperbarui: 18 Januari 2022   12:24 5275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Nama : Luh Eka Angelia Putri

NIM : 0601519016

DK19A

Program Studi Bimbingan Konseling Islam

Pandangan Ibnu Sina Terhadap Psikologi

PENDAHULUAN

Ibnu Sina lahir pada tahun 980 di Afshona, Uzbekistan dan wafat pada tahun 1037 di Hamedan, Iran. Ibnu Sina sering dikenal dengan sebutan "Avicenna" (Ahli Diagnosis) di dalam dunia barat ia adalah seorang filsuf, dokter, dan ilmuan. Dan ia juga seorang penulis karya-karyanya antara lain tentang kedokteran dan filosofi, julukanya adalah "Bapak Kedokteran Modern".

Filosofinya Ibnu Sina ini ia menggabungkan dengan perspektif Aristotelian dan Platonis melalui teologi muslim. Ibnu Sina menjadikan teori pengetahuan dengan fisika, kimia, matematika, astronomi dan ilmu praktisnya yaitu ekonomi, filsafat, etika dan juga politik. Ibnu Sina juga telah menguasai Al-Quran dan sastra, hal ini membangkitkan kekaguman oleh filosof Ali Abu Abdullah An-Natli yang mengajarinya ilmu matematika dan logika.

Ibnu Sina Psikologi Islam : Definisi Kejiwaan

Ibnu Sina sangat memperhatikan filsafat dan kejiwaan, ia juga dianggap sebagai filsuf yang populer dan banyak mengarang buku ilmu kejiwaan. pendapat Ibnu Sina terhadap kejiwaan banyak di pengaruhi oleh al-farabi, akan tetapi pembahasan Ibnu Sina lebih detail dan jelas dari pada al-farabi.

Sejak muda Ibnu Sina telah mempelajari ilmu kejiwaan dengan menulis karyannya tentang ilmu kejiwaan yaitu al-Qanun fi al-Thibb dan isinya tentang berbagai kekuatan kejiwaan menurut kedokteran. Dan juga ia menunjukan hubungan baaadaan dan jiwa.

Menurut Ibnu Sina jiwa sama dengan roh dan menurutnya jiwa adalah kesempurnaan awal karena dengan itu orgasme menjadi sempurna sehingga menjadi manusia yang nyata. Yang dimkasud dengan jiwa merupakan kesempurnaan awal dari tubuh biologis dikarenakan tubuh merupakan prasyarat dari definisi jiwa.

Ibnu Sina Psikologi Islam : Hakikat Jiwa

Menurut Ibnu Sina hakikat jiwa itu esensinya berbeda dengan badan dan wujudnya tak berbentuk (Daudy, 1986). Wujudnya tak berbentuk itu tidak berada dalam badan atau tidak langsung mengendalikan badan disebut akal. akan tetapi jika berada di dalam badan dan mengendalikan badan secara langsung disebut jiwa (Glasses, 1999). Dengan demikian disimpulkan bahwa jiwa menurut Ibnu Sina adalah akal yang beraktifitas didalam badan (Amien, 2006). Yang sebenarnya hal ini telah didahului oleh Plato dan Plotinus dan juga Al-Farabi dalam kalangan filsuf islam.

PENUTUP

Kesimpulan

Menurut Ibnu Sina jiwa adalah roh kesempurnaan awal dan menjadikan manusia nyata. Dan juga, esensi jiwa berbeda dengan bada dan wujud tak berbentuk. Ibnu Sina meyakini bahwa jiwa akan tetap ada dan kekal setalah badan tak berwujud atau hancur. Lalu jiwa akan mengalami kesenangan dan kesedihan sesuai dengan penggunaan iman ilmu dan amal dalam sehari-hari.

Referensi

Daudy, Ahmad. 1986. Kuliah Filsafat Islam, Cet. 1, Jakarta: Bulan Bintang

H. De Vos. 1968. Antropolodi Filsafat, Stensilan, Terjemahan Endang Soekarian, Yogyakarta.

Mubarok, Achmad. 2003. Sunnatullah dalam Jiwa Manusia: Sebuah Pendekatan Psikologi Islam, Cet. 1. Jakarta: HIT Indonesia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun