Bahasa Kangean juga sepertinya campuran dari tiga bahasa yang kemudian mengalami akluturasi dari Bahasa Melayu, Madura, Sunda dan Jawa. Menurut penulis lebih dominan ke bahasa Madura dan Sunda, karena penulis juga memiliki beberapa teman dari Jawa Barat dan banyak persamaan kata saat berkomunikasi.
Mungkin itu sejarah singkat dari pulau Kangean. karena kisah ini bersifat Legenda, maka bisa di percaya atau tidak. Tapi memang sulit untuk membuktikan kebenarannya. Kisah ini juga tidak dibukukan oleh sejarawan ataupun saksi sejarah.
Disini kita bisa paham pentingnya literasi, semua akan ditelan zaman jika tidak di bukukan atau di tulis. Seolah menjadi cerita tapi generasi memasang sikap acuh tak acuh atau anak jaman sekarang menyebutnya dengan “masa bodoh”. Padahal sejarah sangat penting bagi kehidupan berbangsa dan benegara.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI