Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Dari VOC ke Dai Nippon: Semarang sebagai Simpul Internasional dalam Sejarah Kolonial

13 April 2025   08:00 Diperbarui: 13 April 2025   20:50 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KOMPAS.com/RISKA FARASONALIA

Sejarah Semarang bukan hanya tentang kota pelabuhan yang sibuk. Lebih dari itu, kota ini juga menyimpan kenangan sebagai simpul penting dalam jaringan kekuasaan internasional, mulai dari kolonialisme Belanda hingga pendudukan Jepang. 

Dalam rentang waktu lebih dari tiga abad itu, Semarang telah menjadi saksi soal bagaimana kekuatan global menjalin, memutus, dan menyambung ulang hubungan kekuasaan di Nusantara. 

Dari masa Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) hingga kedatangan Dai Nippon, Semarang memainkan peran strategis dalam sejarah kolonialisme yang tidak bisa diabaikan.

Ketika VOC mendirikan loji dagang di Semarang pada akhir abad ke-17, kota ini perlahan berubah dari semacam pelabuhan kecil menjadi pusat administrasi dan militer kolonial di pantai utara Jawa. 

Semarang menjadi salah satu dari sedikit kota yang diberi status gemeente (kotamadya) oleh pemerintah kolonial. Status itu adalah penanda betapa pentingnya posisi kota ini dalam struktur kekuasaan Belanda. 

Menurut sejara(h)wan, M. C. Ricklefs (2008), penguasaan atas Semarang adalah bagian dari strategi VOC untuk mengontrol jalur perdagangan rempah-rempah dan membendung kekuatan lokal, seperti Kesultanan Mataram.

Di bawah VOC, Semarang dapat dikatakan tidak hanya dikembangkan sebagai pusat ekonomi, tetapi juga sebagai titik koordinasi militer dan administratif. Fort Prins van Oranje—benteng besar yang dahulu berdiri di jantung kota—menjadi simbol kekuatan kolonial Belanda. 

Kanal-kanal dibangun, jalan diperluas, dan gudang-gudang rempah menjamur. Inilah fase awal ketika Semarang mulai menjalankan fungsi geopolitik: menjadi simpul dalam jaringan logistik dan kekuasaan Eropa di Asia Tenggara.

Pendudukan Jepang

Namun sejarah memang tidak selalu berjalan satu arah. Ketika kekuasaan kolonial Belanda melemah akibat Perang Dunia II, Semarang—seperti kota-kota besar lainnya di Indonesia—menjadi rebutan kekuatan global yang baru: Kekaisaran Jepang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun