Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Obrolan Pengen Nonton Timnas Indonesia di Sydney

15 Maret 2025   16:11 Diperbarui: 15 Maret 2025   16:11 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQpu6oomjozrXlTC7OFy_qsSFvPwufiboB8IPVKp2og0I2ZjGuSK25xRIw&s=10

Sore menjelang malam di warung Bude Asih, Swanston Street, Melbourne. Lampu-lampu jalan mulai berbaris menerangi jalan paling utama di kota besar ini.  

Aroma rendang dan sambal terasi menguar memenuhi ruangan kecil. Bendera merah putih mini dan foto-foto kuliner Nusantara melengkapi riuhnya ruangan itu. 

Di sudut warung, lima mahasiswa Indonesia duduk mengelilingi meja bundar. Tiga piring nasi padang, dua porsi mi ayam, dan segelas es teh manis yang berpindah-pindah tangan menemani mereka.

"Wes, mantep amat ini!" seru Bagus sambil menyendok kuah rendang ke dalam mulutnya. "Rasanya persis kayak di Mbah Sur, mBulaksumur."

"Halah, mbok ndak usah lebay. Lha wong Mbah Sur ndak jualan rendang," sergah Dimas, mengaduk-aduk mi ayamnya. "Tapi aku setuju, ini rasanya mirip banget sama yang di kampung sana."

Mas Dab, yang baru saja menyeruput es teh manis, mengangguk pelan. Pria berusia tiga puluhan itu sedang menempuh S3 di Melbourne Uni. Putihnya rambut menjadi penanda mas Dab lebih tua dari keempat temannya yang masih S1 dan S2.

"Mumpung ngomongin kampung," kata Mas Dab, "kalian jadi ke Sydney minggu depan?"

Tak ayal pertanyaan itu memecah pikiran Reza yang sedari tadi melamun sambil memandangi layar ponselnya. "Sori, gue dari tadi ngecek harga tiket bus. Mahal banget, men. Tapi kayaknya gue tetep nekat deh."

"Ya iyalah nekat," timpal Adit. "Kapan lagi nonton Timnas secara live? Apalagi lawan Australia. Leg pertama kemarin kita cuma kalah tipis 1-0. Siapa tahu bisa bikin kejutan."

Mas Dab tersenyum tipis. "Jaman aku dulu di Yogya, nonton bola ya di Angkringan Pak Tego. Rame-rame. Satu tivi kecil buat puluhan orang. Kalau gol, kopi-kopi pada tumpah semua."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun