Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Dampak Cekcok Zelensky-Trump terhadap Perdamaian Rusia-Ukraina?

2 Maret 2025   10:23 Diperbarui: 2 Maret 2025   16:49 1099
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
AFP/Saul Loeb via KOMPAS.com

Siapa menduga bahwa pertemuan antara Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berakhir dengan pertengkaran hebat. Cekcok kedua pemimpin di Gedung Putih pada 28 Februari 2025 menandai titik kritis dalam hubungan kedua negara dan potensial dampaknya terhadap konflik Rusia-Ukraina. 

Insiden itu menjadi sorotan global. Untuk kesekian kalinya, ada pergeseran mendasar dalam sikap Amerika Serikat terhadap konflik yang telah berlangsung lebih dari tiga tahun tersebut. Mungkinkah ada perdamaian?

Pertemuan tersebut bermula dengan harapan Zelensky untuk memastikan keberlanjutan dukungan Amerika Serikat kepada Ukraina. Namun, situasi berubah drastis ketika Zelensky mempertanyakan kebijakan Trump yang dinilai condong pada Rusia. 

Apalagi Zelensky malah mengkritik pendekatan "diplomasi" yang diusung Wakil Presiden JD Vance, dengan mengingatkan pelanggaran komitmen Rusia selama bertahun-tahun.

Merespons kritik tersebut, Trump dengan tegas menyatakan bahwa Zelensky "mempertaruhkan nyawa jutaan orang dan bertaruh dengan Perang Dunia III," serta menuduh Presiden Ukraina tersebut "sangat tidak menghormati negara ini." 

Pernyataan Trump yang paling mencolok adalah, "Anda tidak punya kartu sekarang. Anda harus membuat kesepakatan atau kita keluar. Jika kita keluar, Anda akan bertarung habis-habisan, dan saya rasa itu tidak akan berakhir baik."

Ketegangan memuncak hingga delegasi Ukraina diperintahkan untuk meninggalkan pertemuan, dan rencana penandatanganan kesepakatan pengembangan sumber daya mineral Ukraina yang diharapkan dapat memperkuat hubungan kedua negara, gagal terealisasi.

Respon Global dan Implikasi Geopolitik

Insiden ini memicu berbagai reaksi dari pemimpin dunia. Para pemimpin Eropa, seperti Kanselir Jerman Olaf Scholz, Presiden Prancis Emmanuel Macron, dan Perdana Menteri Italia Giorgio Meloni, secara kolektif mengekspresikan dukungan berkelanjutan mereka untuk Ukraina. 

Scholz menegaskan bahwa "Ukraina dapat mengandalkan Jerman dan Eropa," sementara Macron menekankan bahwa "Ukraina merupakan korban" dan keputusan untuk membantunya adalah hal yang tepat.

PM Italia, Meloni, memperingatkan bahwa "perpecahan di Barat membuat semua menjadi lebih lemah." Meloni mengusulkan pertemuan puncak segera antara Amerika Serikat, negara-negara Eropa, dan sekutunya untuk membahas strategi menghadapi situasi Ukraina.

Sementara itu, di pihak Rusia, Dmitry Medvedev, Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia, dengan singkat mengomentari insiden tersebut sebagai "sebuah teguran keras di Ruang Oval." Pernyataan ini mengindikasikan kepuasan Moskow melihat perpecahan di antara Ukraina dan sekutu utamanya.

Posisi Zelensky 

Meskipun terjadi konfrontasi panas, Zelensky tetap berusaha mempertahankan hubungan diplomatik dengan Amerika Serikat melalui pernyataan yang disampaikan setelah pertemuan tersebut. 

Zelensky menyatakan terima kasih atas dukungan AS dan mengakui bahwa bantuan Amerika "sangat penting bagi kelangsungan hidup" Ukraina.

Zelensky tetap menekankan pentingnya perdamaian yang adil dan berkelanjutan, bukan sekadar gencatan senjata. Bagi Ukraina, Putin telah melanggar gencatan senjata sebanyak 25 kali dalam 10 tahun terakhir, sehingga solusi perdamaian sejati adalah satu-satunya jalan keluar.

Insiden ini memiliki beberapa implikasi signifikan terhadap dinamika perang Rusia-Ukraina. Pertama, ancaman Trump bahwa AS mungkin "keluar" menimbulkan ketidakpastian tentang keberlanjutan bantuan militer dan finansial untuk Ukraina. Pengurangan atau penghentian bantuan bisa berdampak serius pada kemampuan Ukraina untuk mempertahankan diri.

Implikasi kedua, perpecahan publik antara Ukraina dan AS secara jelas bakal memperkuat posisi negosiasi Rusia. Pernyataan Medvedev mengindikasikan bahwa Moskow melihat ini sebagai perkembangan positif bagi kepentingan mereka.

Ketiga, sikap Trump yang lebih lunak terhadap Rusia mendorong Ukraina untuk lebih mengandalkan dukungan Eropa. Pernyataan pemimpin Eropa menunjukkan komitmen berkelanjutan mereka. Tanpa dukungan penuh AS, kapasitas dukungan Eropa mungkin terbatas.

Implikasi terakhir, ultimatum Trump agar Zelensky "membuat kesepakatan" menunjukkan bahwa AS di bawah kepemimpinan Trump kemungkinan akan menekan Ukraina untuk bernegosiasi dengan Rusia, bahkan jika itu berarti konsesi teritorial yang signifikan.

Konfrontasi Zelensky-Trump menjadi titik balik dalam konflik Rusia-Ukraina. Jika tekanan untuk negosiasi dari AS berlanjut, Zelensky akan menghadapi dilema berat. Di satu sisi, Ukraina harus mempertahankan integritas teritorialnya. Di sisi lain, Ukraina juga dipaksa mengamankan perdamaian melalui kompromi yang mungkin tidak populer di dalam negeri.

Sementara itu, Putin kemungkinan akan memanfaatkan perpecahan ini untuk memperkuat posisinya, baik di medan perang maupun di meja negosiasi. Rekor anggaran perang Rusia yang mencapai Rp 2.247 triliun mengindikasikan bahwa Moskow masih berkomitmen pada pendekatan militernya.

Peran Eropa diperkirakan menjadi semakin penting sebagai penyeimbang. Jerman, Prancis, dan Italia akan berupaya mempertahankan dukungan bagi Ukraina tanpa sepenuhnya menentang AS.

Pada akhirnya, cekcok Zelensky-Trump mungkin menandai awal dari fase baru dalam konflik yang berkepanjangan ini. Kemungkinan perdamaian mungkin saja masih terlalu jauh.

Apalagi paska cekcok itu,  pihak-pihak yang terlibat perlu memikirkan kembali strategi dan tujuan mereka dalam mencapai resolusi konflik. Skenario perdamaian bisa tidak sempurna bagi siapapun, namun tetap diperlukan untuk mengakhiri penderitaan dan ketidakstabilan yang berkepanjangan.

***

Sumber: 

1. https://www.cnbcindonesia.com/news/20250301211128-4-614760/usai-panas-cekcok-dengan-trump-zelensky-langsung-ucap-ini, 

2. https://www.cnbcindonesia.com/news/20250301132422-7-614700/panas-potret-saat-trump-zelensky-adu-mulut-saling-tunjuk-buang-muka, 

3. https://www.cnbcindonesia.com/news/20250301124533-4-614688/trump-zelensky-ribut-di-gedung-putih-begini-respons-dunia.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun