Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Arti Strategis Kunjungan Prabowo ke China bagi Keamanan di Kawasan Indo-Pasifik

31 Maret 2024   22:24 Diperbarui: 1 April 2024   07:51 603
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi- Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menginginkan kerja sama antara Indonesia dan China ditingkatkan. Hal itu ia sampaikan saat melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Pertahanan China Li Shangfu di Shangri-La Hotel, Singapura, Minggu (4/6/2023).(Dok. Kemenhan)

Kunjungan Menteri Pertahanan (Menhan) atau Presiden terpilih Indonesia, Prabowo Subianto, ke China mulai hari ini 31 Maret hingga 2 April 2024 merupakan langkah awal yang penting dalam hubungan bilateral kedua negara besar di kawasan Indo-Pasifik. Kunjungan itu merupakan jawaban atas undangan Presiden China Xi Jinping.

Selain dengan Presiden Xi, Prabowo juga akan bertemu dengan Perdana Menteri Li Qiang. Mereka akan bertukar pandangan mengenai hubungan bilateral dan isu-isu yang menjadi kepentingan bersama, termasuk isu keamanan kawasan.

Bagi Prabowo, kunjungan ini merupakan yang pertama kalinya sebagai presiden terpilih dalam pemilihan presiden 2024. Kunjungan ini memiliki arti strategis bagi kedua negara dalam upaya menjaga stabilitas dan keamanan di kawasan yang semakin dinamis dan penuh tantangan.

Ada beberapa arti strategis dari kunjungan ini dalam konteks regional dan global saat ini. Pertama, kunjungan ini mencerminkan komitmen Indonesia untuk mempertahankan hubungan baik dengan China sebagai kekuatan besar di Asia dan mitra strategis utama.

Dengan memilih China sebagai tujuan kunjungan luar negeri pertamanya setelah terpilih, Prabowo menunjukkan bahwa Jakarta menganggap Beijing sebagai mitra penting dalam menangani isu-isu regional dan global.


Kenyataan Ini juga mengisyaratkan bahwa Indonesia akan terus menjalin kerja sama dengan China dalam berbagai bidang, termasuk ekonomi, perdagangan, dan investasi.

Bagi beberapa pengamat kritis, kunjungan Prabowo ini menjadi bukti kontinuitas kedekatan hubungan Indonesia dan China yang telah terjalin selama 10 tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Meskipun Indonesia dapat diprediksi tidak ingin terjebak dalam persaingan kekuatan besar. Selain itu, hubungan dekat dengan China tetap memiliki makna strategis bagi kepentingan ekonomi dan politik Jakarta.

Namun, di sisi lain, Indonesia harus berhati-hati dalam diplomasinya di tengah persaingan antara AS dan China di Indo-Pasifik. Indonesia perlu mempertimbangkan strategi terukur untuk menjaga keseimbangan hubungan dengan China dan kekuatan besar lainnya, seperti Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya di kawasan Indo-Pasifik.

Jakarta perlu mengambil pendekatan yang bijaksana dan diplomasi yang terampil untuk menjaga kepentingan nasionalnya di tengah persaingan antara Washington dan Beijing. 

Indonesia harus bermanuver dengan cerdik di antara persaingan kekuatan besar, sambil tetap mempertahankan komitmen pada prinsip-prinsip, seperti kebebasan navigasi dan penghormatan terhadap hukum internasional.

Prabowo Subianto dan Xi Jinping. (Sumber : VIVA)
Prabowo Subianto dan Xi Jinping. (Sumber : VIVA)

Kedua, kunjungan ini memberikan kesempatan bagi Indonesia dan China untuk membahas isu-isu keamanan yang sensitif di kawasan Indo-Pasifik. Meskipun tidak disebutkan secara eksplisit, kemungkinan besar Laut China Selatan akan menjadi salah satu topik utama dalam pembicaraan antara Prabowo dan Presiden Xi Jinping.

Indonesia memiliki kepentingan langsung dalam menjaga keamanan dan kebebasan navigasi di perairan tersebut. Sementara itu, China terus memperluas klaimnya yang bersinggungan dengan negara-negara ASEAN.

Menurut Ian Storey (2023), seorang pakar dari ISEAS-Yusof Ishak Institute di Singapura, kunjungan ini dapat menjadi platform bagi Indonesia untuk menyampaikan keprihatinan atas aktivitas militer China di Laut China Selatan yang semakin agresif. Akan menarik seandainya Presiden terpilih Prabowo bisa meminta komitmen China berkontribusi pada stabilitas keamanan kawasan.

Kenyataan bahwa sebagian besar negara di Asia memjalin kerjasama ekonomi dengan China memang tidak bisa dipungkiri. Namun, kenyataan lainnya adalah bahwa kerja sama ekonomi itu tidak memberikan insentif, berupa jaminan keamanan, dari China ke negara-negara itu.

Lebih lanjut, Indonesia dapat berperan sebagai jembatan penghubung antara China dan negara-negara ASEAN lainnya dalam mencari solusi damai dan mengurangi ketegangan di Laut China Selatan. Jakarta dapat meneruskan inisiatif dialog dan membangun kepercayaan antara pihak-pihak yang bersengketa.

Sebagai kekuatan menengah (middle power), Indonesia dapat mempromosikan penyelesaian sengketa secara damai sesuai dengan hukum internasional. Demikian pula sebagai non-claimant state dalam konflik di Laut China Selatan, Indonesia berpotensi menjadi mediator yang kredibel dalam sengketa tersebut.

Ketiga, kunjungan ini dapat memperkuat peran Indonesia sebagai kekuatan maritim yang berpengaruh di kawasan Indo-Pasifik. Dengan wilayah laut yang luas dan letak strategis di antara Samudra Hindia dan Pasifik, Indonesia memiliki kepentingan besar dalam memelihara keamanan maritim dan jalur pelayaran internasional di kawasan tersebut.

Indonesia perlu memanfaatkan posisinya sebagai negara maritim di Indo-Pasifik untuk memproyeksikan pengaruh dan mempromosikan agenda keamanan maritim regionalnya. 

Melalui dialog dengan China, Indonesia dapat memperkuat kerja sama dalam menangani ancaman keamanan maritim seperti aktivitas militer yang meningkat, perompakan, pencurian ikan, dan pencemaran laut.

Kedua negara juga dapat bertukar pandangan tentang upaya membangun kapasitas maritim, termasuk pengembangan industri maritim dan peningkatan kemampuan pertahanan laut. 

Kerja sama maritim antara Indonesia dan China dapat berperan penting menjaga stabilitas kawasan dan melindungi jalur perdagangan internasional yang vital.

Terakhir, kunjungan ini dapat menjadi landasan bagi Indonesia dan China untuk mempromosikan arsitektur keamanan yang inklusif dan berorientasi pada ASEAN di kawasan Indo-Pasifik. 

Kedua negara dapat bekerja sama dalam mendorong penguatan peran ASEAN sebagai institusi utama dalam mengelola keamanan regional dan menangani tantangan-tantangan seperti konflik teritorial, terorisme, kejahatan lintas negara, dan keamanan siber.

ASEAN harus menjadi pilar utama dalam arsitektur keamanan Indo-Pasifik yang baru, dan Indonesia-China memiliki kepentingan bersama dalam memastikan hal tersebut. Dengan ASEAN juga, Indonesia dan China juga dapat mengadvokasi pembentukan mekanisme dialog keamanan baru yang melibatkan semua pemain utama di Indo-Pasifik, termasuk Amerika Serikat, Jepang, India, Australia, dan negara-negara Eropa.

Dialog ini dapat membantu mengurangi kesalahpahaman, meningkatkan transparansi, dan membangun kepercayaan di antara para aktor utama di kawasan tersebut. Sebuah forum dialog inklusif yang melibatkan semua negara Indo-Pasifik dapat mencegah eskalasi ketegangan dan mendorong penyelesaian sengketa secara damai.

Upaya bersama antara Indonesia dan China dalam menjaga keamanan maritim di Indo-Pasifik menjadi salah satu fokus penting dalam kunjungan ini. Sebagai dua negara maritim besar, kedua pihak dapat mengeksplorasi langkah-langkah konkret.

Kerja sama maritim yang erat antara Indonesia dan China tidak hanya akan meningkatkan keamanan laut di Indo-Pasifik, tetapi juga mencerminkan komitmen kedua negara dalam memelihara stabilitas kawasan dan mendukung perdagangan internasional yang bebas dan terbuka.

Meskipun demikian, diplomasi Indonesia melalui kunjungan itu bukannya tanpa tantangan. Salah satunya adalah Indonesia harus tetap waspada terhadap aktivitas militer China yang semakin asertif di perairan penting, seperti Laut China Selatan dan Selat Malaka. Ketegangan antara Filipina dan China di Laut China Selatan menjadi bukti perbedaan sikap pemerintah China di meja perundingan dengan di lapangan.

Dialog terbuka dan upaya membangun kepercayaan antara Jakarta dan Beijing tetap penting diupayakan untuk mencegah eskalasi ketegangan yang tidak diinginkan. Kunjungan Presiden terpilih Prabowo ke China dapat menjadi langkah awal yang strategis dalam mewujudkan tujuan tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun