Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Pentingnya Parpol di Indonesia Belajar dari Kebijakan Luar Negeri AS di Pilpres 2020

21 November 2020   01:53 Diperbarui: 21 November 2020   03:06 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa yang bisa dipelajari partai politik (parpol) di Indonesia dari pemilihan presiden (Pilpres) Amerika Serikat (AS) 2020? Tulisan ini akan fokus pada isu kebijakan atau politik luar negeri sebagai salah isu penting di pilpres itu.

Namun demikian, kebijakan luar negeri tidak selalu merupakan isu seksi atau banyak mendapat porsi perhatian besar dalam kampanye calon presiden daripada isu-isu domestik. Status AS sebagai negara superpower yang menjadikan kebijakan luar negeri menjadi isu sangat strategis dan mendapat perhatian internasional.

Berbagai negara ingin mengetahui bagaimana presiden terpilih akan mengelola hubungan luar negerinya dengan negara-negara lain. Fokus perhatiannya adalah sejauh mana presiden terpilih berpotensi meningkatkan hubungan bilateral, stabilitas keamanan regional, dan perdamaian global.

Lebih jauh, tulisan ini berkaitan dengan konteks bahwa pilpres AS menunjukkan bahwa kedua parpol di AS (Partai Demokrat dan Partai Republik) menawarkan kebijakan luar negeri berbeda. Tidak salah ketika ada media massa yang menyebutkan bahwa pilpres AS 2020 menerminkan pertarungan kebijakan luar negeri kedua kandidat presiden yang berasal dari dua parpol berbeda.

Mengapa parpol di Indonesia perlu mempelajari kebijakan luar negeri AS (dan juga negara-negara maju lainnya)? Alasan utamanya adalah calon presiden AS yang berasal dari parpol berbeda —-Donald Trump dari Partai Republik dan Joe Biden dari Partai Demokrat—- memiliki platform kebijakan yang berbeda, termasuk dalam politik luar negeri.

Kebijakan luar negeri Presiden Barrack Obama dari Partai Demokrat selama 2 periode pemerintahannya sangat berbeda dengan pemerintahan Donald Trump. 

Perbedaan kedua parpol besar di AS itu perlu dipelajari dan, bahkan, dimiliki oleh parpol-parpol di Indonesia. Bagaimana mungkin parpol peserta pemilu yang banyak paska-reformasi 1998 ternyata memiliki platform politik luar negeri yang sama?

Tidak adakah perbedaan pandangan di antara parpol di Indonesia mengenai ASEAN, isu kemerdekaan Palestina, isu pelanggaran wilayah kedaulatan, atau isu pengungsi Rohingya? Mengapa Partai Golkar yang nasionalis memiliki platform kebijakan luar negeri yang sama dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan, bahkan, Partai Keadikan dan Sejahtera (PKS)? 

Ini bukan semata-mata platform parpol harus sama atau berbeda, namun sejarah dan nilai-nilai pendirian parpol yang berbeda itu seharusnya menghasilkan perbedaan dalam sikap parpol merespon berbagai isu nasional maupun internasional.

Contoh AS
Kembali ke parpol di AS. Kebijakan luar negeri Partai Demokrat AS secara umum cenderung berorientasi eksternal, internasional, atau global, mengutamakan diplomasi, dan kerjasama. Partai Demokrat merupakan pendukung kuat nilai-nilai universal, seperti demokrasi, hak azasi manusia (HAM), dan isu-isu lingkungan.

Konsekuensinya, kebijakan luar negeri presiden AS yang berasal dari Partai Demokrat seperti Barack Obama cenderung campur tangan ke kebijakan negara lain yang bertentangan dengan AS. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun