Mohon tunggu...
Luana Yunaneva
Luana Yunaneva Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Certified Public Speaker, Hypnotist and Hypnotherapist

Professional Hypnotherapist & Trainer BNSP email: Luanayunaneva@gmail.com youtube: www.youtube.com/@luanayunaneva

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[HUT RTC] Je T'Aime, Aku Mencintaimu, Kau Pun Melihatnya

20 Maret 2016   23:56 Diperbarui: 21 Maret 2016   15:02 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="ilustrasi: tulisan "je t'aime" di atas pasir (sumber: http://lygane.l.y.pic.centerblog.net/4quvczw0.jpg)"][/caption]Minggu Ketiga (Terinspirasi Lagu)

“Selamat ulang tahun, Thalia sayang,” kataku sembari memeluk putriku semata wayang. Ia tersenyum.

“Ibu, aku hanya punya satu permintaan di ulang tahun ke-17. Tolong ceritakan tentang ayah.” Terdiamlah aku.

Aku menerawang jauh. Jauh tuk mengenal seseorang yang kepadanya telah kupercayakan setiap senti senyum dan rahasia. Rahasia yang tidak diketahui saudaraku sekalipun. Sekalipun aku menyayangkan perkenalan yang membawaku, maksudku kita, kepada perpisahan.

Bahwasanya setiap orang memiliki kisahnya sendiri dalam perpisahan. Perpisahan kita layaknya pecahan kaca yang mungkin bisa disambung kembali. Kembali dengan apapun caranya, namun kaca itu tidak akan pernah kembali semulus keadaannya semula.

Semula ku mampu bertahan. Bertahan yang membuat benteng pertahanan itu melemah sebab aku terlalu lelah tenggelam dalam keheningan pahit yang ingin segera kubuang. Kubuang jauh-jauh pecahan kaca itu sebagai salah satu cara untuk memaafkan. Memaafkan setiap kesalahan karena kita terlalu mencintai. Mencintai yang menyebabkan kita terpaksa meninggalkan seorang anak. Anak yang juga kau sebut sebagai buah cintamu. Cintamu yang membuatku hanya bisa berteriak dalam mimpi yang tidak menunjukkan sebenar-benarnya aku. Aku mencintaimu, seperti orang yang sudah gila, layaknya seekor serigala, bagaikan seorang raja, ibarat aktor ternama. Seperti itulah aku mencintamu dan kau melihatnya.

“Melihatnya serasa meneduhkan jiwa yang rapuh. Rapuh itu yang jangan ada padamu!” Demikian jawabku.

Thalia menatapku dengan pandangan penuh tanya.

 

Bandung, 21 Maret 2016

Luana Yunaneva

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun