Mohon tunggu...
Julianda Boang Manalu
Julianda Boang Manalu Mohon Tunggu... ASN pada Pemerintah Kota Subulussalam, Aceh

Penulis buku "Eksistensi Keuchik sebagai Hakim Perdamaian di Aceh".

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Pelleng di Menu MBG: Gizi, Doa, dan Kearifan Lokal dari Subulussalam

6 Oktober 2025   11:08 Diperbarui: 6 Oktober 2025   11:11 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelleng makanan khas Pakpak di Subulussalam. (Dokumen Pribadi/Julianda Boang Manalu)

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan pemerintah menjadi salah satu kebijakan paling ditunggu. Program ini bukan sekadar memberi makan anak-anak sekolah, tetapi juga berupaya membangun generasi sehat dan cerdas dari akar kehidupan paling sederhana: piring makan mereka. 

Namun, seperti disampaikan dr. Tan Shot Yen, seorang ahli gizi dan pemerhati pangan lokal, isi menu MBG sebaiknya tidak hanya mengikuti selera "nasional" yang seragam. 

Ia menegaskan, "Saya ingin anak Papua makan ikan kuah asam. Saya ingin anak Sulawesi bisa makan kapurung." Pesannya sederhana tapi kuat: pangan lokal harus menjadi tulang punggung gizi nasional.

Pernyataan itu menggugah banyak pihak untuk berpikir ulang tentang keragaman pangan Indonesia. Negeri ini memiliki ribuan resep tradisional yang tak hanya lezat, tetapi juga sarat makna dan gizi. 

Di tengah wacana nasional tentang MBG, muncul satu gagasan menarik dari barat Aceh, tepatnya di Kota Subulussalam, wilayah yang berbatasan dengan Sumatera Utara dan menjadi rumah bagi masyarakat Pakpak. Dari daerah ini, tersaji satu kuliner yang sarat filosofi, aroma, dan nilai budaya: Pelleng.

Pelleng mungkin belum sepopuler rendang atau nasi kuning, tetapi bagi masyarakat Pakpak, makanan ini memiliki posisi istimewa. Ia bukan sekadar hidangan untuk mengisi perut, melainkan juga lambang semangat, doa, dan rasa syukur. 

Maka ketika berbicara tentang pangan lokal bergizi untuk anak-anak, Pelleng bukan hanya cocok, tapi juga layak direkomendasikan sebagai representasi kearifan pangan dari Subulussalam.

Pelleng, Sajian Hangat dari Dapur Pakpak

Pelleng adalah hidangan berbahan dasar beras yang dimasak bersama santan, kunyit, dan aneka rempah seperti bawang genderra (bawang Batak), jahe, pala, dan lengkuas. Menurut laman Pariwisata Sumut (2021), masyarakat Pakpak kerap menyajikannya dalam berbagai upacara adat dan pesta budaya. 

Rasanya gurih, sedikit asam karena tambahan asam cikala --- air asam alami yang berasal dari bunga kecombrang atau honje --- serta aroma rempah yang hangat di lidah. Sekilas tampilannya menyerupai nasi kuning, tetapi teksturnya lebih lembut, bahkan hampir seperti bubur padat.

Dalam artikel IDN Times (2023) disebutkan bahwa proses pembuatan Pelleng tidak sederhana. Beras dimasak dengan air yang cukup banyak hingga benar-benar lembut, lalu ditumbuk bersama bumbu yang sudah dimasak sebelumnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun