Hasilnya adalah nasi lembut dengan tekstur padat yang memadukan rasa gurih, asam, dan pedas dalam satu suapan. Karena proses masaknya panjang, Pelleng kerap disiapkan untuk acara-acara besar dan istimewa.
Yang membuat Pelleng menarik bukan hanya cita rasanya, tapi juga cara penyajiannya. Biasanya, nasi kuning lembut ini dibentuk menyerupai gunungan kecil atau kubah cembung, lalu di atasnya ditancapkan satu buah cabai rawit utuh.Â
Bentuk gunungan melambangkan ketinggian semangat dan keteguhan hati, sedangkan cabai rawit menjadi simbol keberanian dan kesiapan menghadapi tantangan hidup.Â
Pelleng tidak pernah hadir sendiri; ia disajikan bersama lauk berupa ayam kampung yang dimasak dengan bumbu pedas atau terkadang rendang daging sapi.Â
Namun, dalam konteks Subulussalam, versi Pelleng yang dimaksud untuk program MBG tentu menggunakan ayam segar halal agar bisa dikonsumsi semua kalangan, terutama anak sekolah.
Kehadiran Pelleng dalam berbagai upacara --- seperti pesta panen, kelahiran anak, pernikahan, hingga keberangkatan seseorang merantau --- menunjukkan bahwa makanan ini tidak hanya mengenyangkan tetapi juga menyatukan.Â
Ia adalah wujud doa, bentuk syukur, dan ungkapan cinta keluarga. Dalam konteks budaya Pakpak, setiap butir nasi dalam Pelleng mengandung makna: semangat untuk bangkit, keberanian untuk melangkah, dan rasa syukur atas hidup yang diberikan.
Nilai Gizi dan Kehalalan Pelleng dalam Konteks MBG
Di balik makna budaya yang kuat, Pelleng juga memiliki nilai gizi yang tinggi dan berpotensi besar untuk masuk dalam menu Makan Bergizi Gratis (MBG). Secara komposisi, bahan-bahan yang digunakan semuanya alami dan mudah ditemukan di pasar lokal Subulussalam.Â
Beras menjadi sumber karbohidrat utama yang memberikan energi bagi anak-anak. Santan menyumbang lemak sehat yang membantu penyerapan vitamin, sementara ayam kampung memberikan protein hewani berkualitas tinggi yang penting untuk pertumbuhan otot dan jaringan tubuh.
Selain itu, rempah-rempah seperti kunyit, jahe, pala, dan lengkuas bukan sekadar bumbu penyedap alami, tetapi juga kaya manfaat kesehatan.Â
Kunyit memiliki senyawa kurkumin yang bersifat antioksidan dan antiinflamasi; jahe membantu pencernaan dan meningkatkan daya tahan tubuh; pala memberi aroma sekaligus efek menenangkan; sedangkan asam cikala (kecombrang) mengandung vitamin C serta senyawa antimikroba alami.Â