Mohon tunggu...
Julianda Boang Manalu
Julianda Boang Manalu Mohon Tunggu... ASN pada Pemerintah Kota Subulussalam, Aceh

Penulis buku "Eksistensi Keuchik sebagai Hakim Perdamaian di Aceh".

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Pelleng di Menu MBG: Gizi, Doa, dan Kearifan Lokal dari Subulussalam

6 Oktober 2025   11:08 Diperbarui: 6 Oktober 2025   21:00 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelleng makanan khas Pakpak di Subulussalam. (Dokumen Pribadi/Julianda Boang Manalu)

Semua unsur ini berpadu menjadikan Pelleng bukan hanya lezat, tapi juga bergizi seimbang dan menyehatkan.

Hal penting lainnya adalah kehalalan dan keterjangkauan bahan. Dalam konteks Aceh --- daerah yang menerapkan syariat Islam --- kehalalan makanan menjadi aspek utama. 

Pelleng bisa dengan mudah disesuaikan untuk standar halal, terutama jika menggunakan ayam segar dan rempah-rempah lokal tanpa tambahan penyedap buatan. 

Dengan bahan dasar yang mudah diperoleh di pasar tradisional, biaya produksi per porsi juga dapat ditekan tanpa mengorbankan nilai gizi. Ini membuat Pelleng layak menjadi salah satu opsi menu MBG di wilayah barat Aceh.

Dalam kerangka program MBG, Pelleng punya keunggulan lain: keterlibatan masyarakat lokal. Proses memasaknya yang khas membuka peluang pemberdayaan ekonomi bagi para ibu rumah tangga dan pelaku UMKM kuliner di Subulussalam. 

Sekolah-sekolah bisa bermitra dengan dapur komunitas atau kelompok wanita tani untuk menyiapkan menu Pelleng harian dengan porsi yang menyesuaikan usia anak. 

Dengan begitu, program MBG tidak hanya memberi gizi pada anak, tetapi juga menghidupkan ekonomi dan budaya kuliner setempat.

Jika pemerintah berkomitmen untuk mengadaptasi menu MBG berdasarkan pangan lokal, Pelleng dapat menjadi contoh konkret dari konsep "local food for national nutrition." Ia memadukan tiga aspek penting: gizi, identitas, dan keberlanjutan. 

Setiap piring Pelleng yang disajikan di sekolah berarti juga menyajikan pelajaran tentang rasa, budaya, dan nilai-nilai hidup.

Doa, Identitas, dan Pendidikan dari Sepiring Pelleng

Lebih jauh dari sekadar nutrisi, Pelleng menyimpan filsafat hidup masyarakat Pakpak yang patut diwariskan kepada generasi muda. Kata "Pelleng" sendiri dalam bahasa Pakpak berarti "bangkit" atau "semangat." 

Makna ini berasal dari sejarahnya: pada masa lalu, Pelleng disajikan untuk para prajurit sebelum berperang. Makanan ini dianggap mampu menumbuhkan keberanian, kekuatan, dan doa keselamatan. Bahkan cabai rawit yang ditancapkan di atasnya melambangkan keberanian menghadapi rintangan apa pun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun